Beranda Berita Utama Jalan Baru Dibangun di Kampung Raincaiga Cikarang Ambles, Mobil Nggak Bisa Lewat

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jalan yang baru dibangun di Kampung Rancaiga Desa Cipayung Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi, ambles. Akibatnya, akses penghubung antara Desa Cipayung dan Desa Pasirtanjung Kecamatan Cikarang Pusat, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Pengendara sepeda motor pun harus ekstra hati-hati. Letak jalan yang berada di cekungan Kali Cibeet menjadi salah satu faktor penyebab amblesnya jalan tersebut.
Berdasarkan pantauan, terdapat dua titik ambles di sepanjang Jalan Rancaiga. Salah satu titik kini dalam tahap perbaikan dan tinggal menunggu proses betonisasi. Sementara satu titik lainnya, yang berjarak sekitar 100 meter, baru saja longsor pada Selasa (8/7), saat debit air Kali Cibeet meningkat.
Warga sekitar, Mak Acih (56), mengatakan bahwa amblesnya jalan tersebut terjadi secara bertahap. Retakan semakin melebar hingga Kamis (10/7), membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan.
Meski begitu, karena menjadi satu-satunya akses terdekat, beberapa warga tetap nekat melintasinya dengan sepeda motor.
“Kamis ambles, mulai ditutup. Takut ada yang kejeblos soalnya banyak yang lewat, jadi ditandain pake ban, pake daun pisang,” ucap Acih kepada Radar Bekasi, Senin (14/7).
Warga lainnya, Edin, mengungkapkan bahwa amblesnya jalan terjadi secara perlahan. Awalnya, beton penahan air di cekungan Kali Cibeet runtuh akibat terdorong tanah saat proyek sebelumnya.
Saat banjir datang dan debit air meningkat pada Selasa pekan lalu, arus sungai langsung menghantam dinding pembatas jalan.
“Kemungkinan ini tanahnya udah keropos, penahannya gak ada, jadi pas banjir kemarin itu puncaknya ambles. Memang prosesnya pelan-pelan,” tambah Edin.
Beruntung, kata Edin, tali sling di bawah coran jalan sempat terputus saat ambles, sehingga tanah rumahnya tidak ikut tertarik.
Menurutnya, jalan yang ambles memiliki kedalaman 3 hingga 6 meter dengan panjang lebih dari 70 meter. Padahal, proyek jalan itu baru rampung Januari 2025, namun kini sudah rusak akibat tergerus air Kali Cibeet.
“Tiang pancangnya sudah hampir 20 tahun. Jalan Desa Cipayung juga sudah lama gak berfungsi karena ada titik amblas di depannya. Sempat diperbaiki, tapi rusak lagi. Sekarang belum selesai, tinggal di beton. Sementara, akses warga dialihkan ke jalan irigasi,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Henry Lincoln, mengatakan bahwa lokasi tersebut rawan banjir akibat luapan Kali Cibeet.
Menurutnya, amblesnya jalan dipicu oleh lemahnya struktur Tembok Penahan Tanah (TPT) milik BBWS, sehingga merusak akses jalan yang belum lama dibangun.
“Dinas sudah ke lapangan dan kita pantau kondisi tanah terus menurun. Otomatis tanahnya turun pasti struktur jalan kita pecah,” terang Henri.
Ia menambahkan, pembangunan jalan tersebut merupakan hasil usulan warga yang kerap terisolasi saat banjir. Meski masih dalam masa pemeliharaan kontraktor, mengingat kerusakan cukup parah dan disebabkan bencana alam, pihaknya akan berkoordinasi dengan BBWS untuk mengkaji opsi perbaikan atau pemindahan jalur.
“Masalahnya kita sudah agak sulit. Usulan kemarin kita harus memindahkan ruas jalannya, gak bisa di pinggir kali. Sedangkan kondisinya begitu terus, cuma kendalanya kan pembebasan lahan,” tandasnya. (ris)