Beranda Nasional IMF Ungkap Angka Pengangguran di Indonesia Tertinggi Kedua di Asia, Istana Respons Begini

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, buka suara terkait proyeksi International Monetary Fund (IMF), yang memperkirakan tingkat pengangguran di Indonesia naik pada tahun 2025.
Dalam keterangannya, Ia menyatakan analisis lembaga global seperti IMF akan dijadikan bahan pertimbangan penting bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi untuk ke depannya.
Menurut laporan IMF yang tercantum dalam Economic Outlook (WEF) edisi April 2025, menyebut tingkat pengangguran di Indonesia akan naik sekitar 5% pada tahun 2025 dan menjadi yang tertinggi kedua di kawasan Asia.
BACA JUGA: Petugas Tertusuk Jarum Suntik di Kali Baru Medan Satria
“Ya analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu jadi masukan yang sangat penting bagi pemerintah untuk antisipasi, untuk menjaga supaya kita tetap baik ekonominya, menjaga supaya pertumbuhannya juga lebih baik lagi. Ini masukan lah,” ujar Hasan Nasbi saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/6/2025) dikutip dari JawaPos.
Menanggapi hal itu, sebaliknya Hasan mengklaim berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Indonesia menunjukkan tren yang berbeda, di mana dalam data BPS menunjukkan tingkat pengangguran justru mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
“Sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,8 ke 4,7. 4,82 ke 4,76. Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun,” klaimnya.
Namun demikian, ia juga memaparkan data sementara pekerja paruh waktu yang mengalami kenaikan satu persen dari 65,6 naik di angka 66,2.
“Ini kan kita bicara data aja biar kita dapat gambaran yang lebih utuh,” imbuh Hasan.
Lebih lanjut, ia tidak menampik adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor belakangan ini, walaupun demikian ia tetap optimistis, lantaran di sisi lain, penciptaan lapangan kerja baru terus bertambah di dalam negeri.
“Jadi sejauh ini, indikator-indikator yang seperti ini, kita masih cukup baik. Masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis. Ke depan tentu pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan,” tutupnya. (cr1)