Enam Wilayah di Kabupaten Bekasi Porak-poranda Diterjang Puting Beliung

4 hours ago 1

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Enam wilayah di Kabupaten Bekasi porak-poranda akibat diterjang puting beliung, Senin malam (17/3). Akibat bencana ini, beberapa infrastruktur mengalami kerusakan ringan hingga berat, termasuk rumah warga, sekolah, utilitas, dan bahkan tower Base Transceiver Station (BTS) yang ambruk.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, kejadian puting beliung ini terjadi sekitar pukul 21.00 WIB di beberapa wilayah.

Antara lain, di Desa Telajung Kecamatan Cikarang Barat. Di sana, tiga ruang kelas SDN Telajung 04 rusak, sementara 30 rumah warga rusak, mulai dari ringan hingga berat. Selain itu, sebuah gudang limbah, sebuah warung, dan sebuah tower BTS ambruk. Dua tiang listrik patah, sebuah kendaraan roda empat jenis Avanza tertimpa tiang, sebuah kendaraan APV terhempas ke sawah, dan enam pohon tumbang.

BACA JUGA: Diterjang Puting Beliung, Mobil Suzuki APV Terbang ke Sawah di Cikarang  

Di Tambun Selatan, puting beliung merusak enam rumah warga di Jalan Yapink, Desa Tambun, sekitar pukul 21.35 WIB. Rumah yang rusak tersebut milik Fajar Fadillah, Asep Waluyo, Sayunus, Sutarsih, Entin Ruhaeni, dan Omo.

Di Kampung Rawakuda Desa Karangharum Kecamatan Kedungwaringin, dua unit rumah juga rusak. Ada laporan mengenai korban luka ringan akibat tertimpa balok kayu, yang saat ini telah ditangani oleh petugas kesehatan setempat.

Puting beliung juga menyapu Kampung Jati Desa Sukasejati Kecamatan Cikarang Selatan sekitar pukul 21.00 WIB. Beberapa pepohonan tumbang dan merusak enam atap rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa di wilayah ini.

Di Desa Cibening Kecamatan Setu, bencana ini merusak 20 rumah warga. Terakhir, di Kecamatan Serangbaru, puting beliung merusak tiga rumah di dua desa, yaitu rumah milik Cahyanto di Perumahan Mega Regency blok C9, Desa Sukasari, rumah Rebecca di Perumahan Mega Regency blok B9, Desa Sukaragam, dan rumah Onan di Kampung Jereged, Desa Nagasari. Ketiganya mengalami kerusakan ringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, mengungkapkan bencana puting beliung ini terjadi pada Senin malam saat wilayah Kabupaten Bekasi mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi. BPBD, bersama dengan TNI, Polri, pemerintah desa, dan relawan, sedang melakukan asesmen di lapangan.

BACA JUGA: Tiga Ruang Kelas SDN Telajung 04 Cikarang Rusak Diterjang Puting Beliung

“Kami melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan melakukan pemotongan pohon yang tumbang menutupi akses jalan warga,” ucap Dodi, Selasa (18/3).

Selain itu, pihaknya juga menangani tower BTS yang ambruk dan menimpa sebuah gudang di sekitarnya. Pekerja tengah berusaha memotong besi-besi tower yang rubuh.

“Untuk tower yang ambruk dalam penanganan oleh pihak terkait, seperti PLN serta provider tower BTS,” tambahnya.

Saat ini, pihaknya juga tengah memasang tenda darurat serta light tower di area terdampak untuk penerangan di lokasi. Juga menyiapkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat untuk warga yang membutuhkan.

“Kami pastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan kebutuhan dasar yang memadai. Kami juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan,” tutup Dodi.

Sementara, warga Perumahan Graha Permai Desa Telajung Kecamatan Cikarang Barat, Imelda (42), menceritakan detik-detik puting beliung menerjang lingkungan tempat tinggalnya pada Senin (17/3).

Menurut Imelda, setelah waktu berbuka puasa, hujan dan angin kencang mulai turun sekitar pukul 20.00 WIB. Sekitar pukul 21.15 WIB, Imelda dan keluarganya tengah berada di dalam rumah ketika suara gemuruh angin dan hujan mengguncang atap rumah mereka.

Ketika angin menerjang atap rumahnya, Imelda langsung berusaha menyelamatkan anaknya. Berbekal pengetahuannya tentang mitigasi bencana gempa bumi, Imelda berlindung di antara tempat tidur dan tembok.

“Fiber beningnya terbang duluan, mungkin karena terlalu ringan. Kami langsung mencari anak-anak dan mengungsi ke kamar, berlindung di antara tempat tidur dan tembok,” ujar Imelda.

Imelda mengingat, puting beliung melanda dari arah depan rumahnya menuju ke sawah dan berputar-putar. Ia juga bersyukur atap bangunan sekolah yang ambruk tidak menimpa rumahnya yang tepat berada di belakang sekolah. Termasuk ketika tower BTS ambruk, suara dentuman juga terdengar sangat keras.

“Pas tower rubuh suaranya kenceng, kayak ledakan. Kita gak kepikiran kalau tower itu rubuh karena ketutupan pohon. Akses bener-bener ketutup di sini. Kayak terisolir,” katanya.

Setelah kejadian, Imelda mengatakan bahwa suasana di luar Perumahan Graha Permai yang dihuni sekitar 40 Kepala Keluarga (KK) menjadi ramai dengan warga yang melihat kondisi perumahan yang terisolir akibat pohon tumbang dan atap rumah warga yang ambruk menutup akses jalan. Selain itu, listrik juga padam di sekitar lokasi.

“Sempat mau ngungsi ke rumah saya juga yang di sebelah, tapi pas mau masuk sudah hancur ternyata. Akhirnya pasrah telepon keluarga, anak-anak diungsikan sementara,” tambahnya.

Imelda yang baru tinggal di Perumahan Graha Permai selama 1,5 tahun mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah mengalami angin kencang hingga menyebabkan kerusakan parah seperti ini. Kini, ia dan suaminya tengah memperbaiki atap rumah yang rusak dengan mengganti atap baru.

“Hari ini kita langsung buru-buru nyari tukang, beli plafon abis Rp550 ribu, takut rusak makin parah, takut hujan juga. Kelamaan kalau menunggu bantuan pemerintah, jadi diperbaiki sendiri aja,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |