Benarkah Konsumsi Ayam Bisa Picu Kanker? Ini Kata Ahli Soal Studi Terbaru dari Italia

3 months ago 60

Beranda Lifestyle Benarkah Konsumsi Ayam Bisa Picu Kanker? Ini Kata Ahli Soal Studi Terbaru dari Italia

Ilustrasi ayam goreng. Foto: Freepik

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Sebuah studi observasional yang dilakukan di Italia dan dipublikasikan dalam jurnal Nutrients baru-baru ini menyoroti potensi risiko kesehatan dari konsumsi unggas dalam jumlah besar. 

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa mengonsumsi lebih dari 300 gram ayam atau unggas lainnya per minggu dapat meningkatkan risiko kematian dari segala penyebab hingga 27%. Selain itu, risiko kanker saluran cerna juga meningkat sebesar 2,3%.

Temuan ini cukup mengejutkan, mengingat ayam dan unggas umumnya dianggap sebagai sumber protein sehat, terutama dalam pedoman diet populer seperti diet Mediterania yang justru menjadikan unggas sebagai salah satu pilihan utama.

Meski hasil penelitian ini memicu perhatian, para ahli kesehatan mengingatkan agar tidak langsung menyimpulkan hubungan sebab-akibat. 

Melansir dari Medical News Today, Dr. Wael Harb, ahli hematologi dan onkologi medis dari MemorialCare Cancer Institute, menjelaskan bahwa studi ini bersifat observasional. Artinya, meskipun ada korelasi, belum tentu ada hubungan langsung yang bersifat kausal antara konsumsi unggas berlebih dan peningkatan risiko kematian atau kanker.

“Temuan ini menarik, tetapi karena ini adalah studi observasional, ini tidak membuktikan kausalitas. Bukti secara umum masih mendukung konsumsi unggas secara moderat sebagai bagian dari pola makan seimbang,” ujar Harb, dikutip Sabtu (24/5/2025).

Baca Juga: Tak Hanya untuk Masakan, Ini 5 Manfaat Daun Jeruk bagi Kesehatan Tubuh

Faktor penting lain yang perlu diperhatikan adalah cara memasak unggas. Dr. Harb mengungkapkan bahwa metode memasak seperti memanggang, menggoreng, atau menggunakan suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti HCA (heterocyclic amines) dan PAH (polycyclic aromatic hydrocarbons) yang telah dikaitkan dengan risiko kanker.

Senada dengan Harb, Kristin Kirkpatrick, ahli gizi dari Cleveland Clinic, menyebutkan bahwa produk unggas olahan seperti nugget beku dan ayam goreng tepung memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan ayam panggang alami tanpa kulit. 

Kirkpatrick juga menekankan bahwa kanker adalah penyakit multifaktorial yang tidak bisa disebabkan oleh satu jenis makanan saja.

Meskipun hasil studi tersebut mengangkat kekhawatiran, para ahli sepakat bahwa rekomendasi konsumsi unggas saat ini masih relevan. Dr. Harb menyatakan bahwa batas 300 gram per minggu masih masuk akal, terutama jika ayam yang dikonsumsi adalah bagian tanpa kulit, tidak diproses secara berlebihan, dan dimasak dengan cara yang sehat.

“Berdasarkan informasi yang ada, batas konsumsi 300 gram unggas per minggu masih masuk akal terutama jika ayam tidak berkulit, minim olahan, dan tidak dimasak dengan suhu tinggi,” ucapnya.

Bagi mereka yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga, Harb menyarankan untuk menurunkan konsumsi unggas hingga sekitar 200 gram per minggu dan menggantinya dengan sumber protein lain yang lebih sehat seperti ikan, kacang-kacangan, dan protein nabati.(ce2)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |