AI Tiongkok DeepSeek Rentan Dibobol, Prediksi Analis Penyebabnya Ini

8 hours ago 4

Beranda Teknologi AI Tiongkok DeepSeek Rentan Dibobol, Prediksi Analis Penyebabnya Ini

Ilustrasi: Startup teknologi AI baru dari Tiongkok, DeepSeek yang mencuri perhatian global. Foto: Primetel.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Asisten kecerdasan buatan (AI) terbaru asal Tiongkok, DeepSeek menjadi sorotan. Bukan hanya karena kecanggihannya, tetapi juga karena dugaan potensi serangan siber yang mengincarnya lebih rentan.

Analis konten web senior di Kaspersky menjelaskan, meski belum ada rincian resmi mengenai insiden tersebut, ancaman dunia maya ini menyoroti bagaimana penjahat siber selalu mencari celah untuk mengeksploitasi teknologi demi tujuan berbahaya.

“Model-model ini kerap dimanfaatkan untuk membuat email phishing, menerjemahkan teks, merancang skrip, hingga melakukan penelitian sumber terbuka guna menghasilkan konten yang lebih meyakinkan,” ungkap Olga Svistunova, analis konten web senior di Kaspersky dikutip dari JawaPos.

BACA JUGA: Alibaba Luncurkan Qwen 2.5-Max, Klaim Ungguli Chat GPT 4.0 dan Deepseek

Selain itu yang membedakan DeepSeek dari model lain adalah sifatnya yang bersumber terbuka (open source). Transparansi dan kolaborasi yang ditawarkan oleh kerangka kerja ini memang mendorong inovasi. Tetapi di sisi lain juga membawa risiko keamanan dan etika yang tidak dapat diabaikan.

“Saat menggunakan alat sumber terbuka, Anda tidak selalu bisa memastikan bagaimana data Anda dikelola, terutama jika telah disebarkan oleh pihak lain,” jelas Olga.

Sementara, eksploitasi perangkat lunak sumber terbuka telah menjadi tren utama dalam lanskap ancaman siber beberapa tahun terakhir. Hanya pada tahun 2024, pemindai Kaspersky mendeteksi lebih dari 12.000 paket berbahaya di repositori terbuka.

Tanpa pengawasan terpusat, para penjahat siber dapat dengan mudah menanamkan malware atau backdoor ke dalam perangkat lunak yang tampak sah, termasuk API DeepSeek, sehingga menimbulkan risiko serius bagi individu maupun organisasi.

Lonjakan pengguna baru DeepSeek yang bertepatan dengan dugaan serangan siber turut menyebabkan gangguan pada proses pendaftaran di aplikasi dan situs webnya.

Banyak pengguna melaporkan kegagalan dalam mendaftar, sebuah celah yang dapat dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk mencuri kredensial melalui halaman pendaftaran palsu.

“Situasi ini membuka peluang bagi penyerang untuk mengumpulkan email dan kata sandi, yang kemudian bisa digunakan untuk mengakses berbagai akun pengguna,” tegas Olga.

Lebih lanjut, Olga juga mengingatkan akan adanya token kripto baru yang dipasarkan dengan mengatasnamakan promosi DeepSeek.

“Token-token ini tidak memiliki keterkaitan resmi dengan merek DeepSeek, sehingga nilainya sangat spekulatif dan berpotensi merugikan para investor,” tandasnya.

Fenomena ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama yang bersifat open source. Transparansi dan kemudahan akses memang menggiurkan, tetapi di balik itu semua tersembunyi potensi risiko yang tidak boleh diabaikan. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |