RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Hari Raya Idul Adha tidak hanya menjadi momen keagamaan yang sakral bagi umat Islam, tetapi juga menghadirkan kekayaan budaya yang beragam di berbagai daerah Indonesia.
Selain menyembelih hewan kurban seperti sapi dan kambing, masyarakat Indonesia juga merayakan Idul Adha dengan berbagai tradisi unik yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan suku masing-masing.
Sebagai negara dengan lebih dari 1.300 suku dan ratusan bahasa daerah, tak heran jika tradisi Idul Adha di Indonesia memiliki nuansa yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Setiap daerah mengemas semangat Idul Adha dengan caranya sendiri, tetap berpegang pada nilai-nilai Islam, namun juga melekat erat dengan adat istiadat setempat.
Misalnya, di beberapa daerah di Jawa, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban diawali dengan doa bersama dan kirab gunungan yang berisi hasil bumi.
Sementara itu, di Aceh, terdapat tradisi “meugang”, yaitu memasak dan menyantap daging bersama keluarga besar sebelum Idul Adha tiba.
Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa tradisi Idul Adha di Indonesia:
1.Kurban Kerbau di Kudus
Di Kudus, Jawa Tengah, ada tradisi unik yang masih dijaga hingga kini, yaitu larangan menyembelih sapi sebagai hewan kurban. Larangan ini berakar dari sejarah penyebaran Islam oleh Sunan Kudus pada abad ke-16.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ini 5 Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Salat Idul Adha
Demi menghormati umat Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci, Sunan Kudus melarang pengikutnya menyembelih sapi. Sebagai gantinya, masyarakat Kudus memilih kerbau sebagai hewan kurban, dan tradisi ini terus berlanjut hingga sekarang.
Tak hanya menjadi simbol toleransi, daging kerbau juga diolah menjadi sajian khas Kudus saat Idul Adha.
2. Kaul Negeri dan Abda’u di Maluku Tengah
Di Tulehu, Maluku Tengah, terdapat tradisi ratusan tahun bernama Kaul Negeri dan Abda’u, yang masih dilestarikan hingga kini. Tradisi ini berupa penyembelihan tiga ekor kambing, yaitu satu kambing inti dan dua pendamping yang diarak menuju Masjid Negeri Tulehu oleh tokoh adat dan agama.
Arak-arakan tersebut diiringi lantunan sholawat dan takbir. Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk permohonan perlindungan dari bencana dan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Meugang di Aceh
Di tanah rencong, masyarakat Aceh menyambut Idul Adha dengan tradisi Meugang, yaitu memasak dan menyantap daging bersama keluarga dan kerabat sebagai simbol rasa syukur.
Daging kurban dibagikan kepada warga dan fakir miskin, namun banyak juga yang langsung membeli daging di pasar. Meugang tak sekadar perayaan makan-makan, tetapi juga menjadi momentum mempererat hubungan kekeluargaan dan solidaritas sosial.
4. Gamelan Sekaten di Cirebon
Di Cirebon, perayaan Idul Adha dimeriahkan dengan Gamelan Sekaten, warisan dakwah dari Sunan Gunung Jati. Gamelan kuno ini hanya dimainkan pada hari-hari besar Islam, termasuk Idul Fitri dan Idul Adha.
Tradisi ini berlangsung di Keraton Kesepuhan, diiringi penyucian gamelan yang dianggap sakral dan tidak boleh sembarangan dipertunjukkan. Keberadaan gamelan ini menjadi simbol spiritual sekaligus bukti kelestarian budaya Islam di Cirebon.
5. Grebeg Gunungan di Yogyakarta
Yogyakarta merayakan Idul Adha dengan prosesi Grebeg Gunungan, di mana tujuh gunungan berisi hasil bumi diarak dari Keraton menuju Masjid Gede Kauman. Masyarakat akan berebut hasil gunungan tersebut karena dipercaya membawa berkah.
Tradisi ini tidak hanya dilakukan saat Idul Adha, tetapi juga saat Idul Fitri, yang dikenal sebagai Grebeg Syawal. Perayaan ini mencerminkan hubungan erat antara kerajaan, agama, dan masyarakat.
Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Salat Idul Adha
6. Apitan di Semarang
Di Semarang dan daerah Jawa lainnya, masyarakat menjalankan tradisi Apitan, yang berlangsung di bulan Apit dalam kalender Jawa.
Mirip dengan sedekah bumi, tradisi ini dimulai dengan doa bersama dan diikuti arak-arakan hasil pertanian dan ternak yang nantinya akan diperebutkan warga. Apitan dipercaya sebagai bentuk warisan ajaran Wali Songo yang menekankan rasa syukur dan kebersamaan dalam momen Idul Adha.
7. Toron dan Nyalase di Madura
Di Pulau Madura, Idul Adha menjadi momen spesial bagi perantau untuk pulang kampung dalam tradisi Toron. Selain mudik, masyarakat juga menjalankan Nyalase, yakni berziarah ke makam leluhur seusai salat Idul Adha.
Tradisi ini menjadi sarana untuk mendoakan orang tua dan leluhur yang telah tiada, serta mempererat ikatan kekeluargaan dan spiritualitas masyarakat Madura.(ce2)