61.648 Warga di 16 Kecamatan Terdampak Banjir, Pemkab Bekasi Tetapkan Tanggap Darurat

1 week ago 14
Update Buletin News Sekarang Viral Terbaik

Beranda Cikarang 61.648 Warga di 16 Kecamatan Terdampak Banjir, Pemkab Bekasi Tetapkan Tanggap Darurat

MELUAS: Foto udara banjir yang melanda di Tambun Utara Kabupaten Bekasi Rabu (5/3). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI –  Banjir di Kabupaten Bekasi terus meluas. Hingga Rabu (5/3),  sebanyak 61.648 warga terdampak banjir. Sebanyak 48.207 diantaranya terpaksa mengungsi karena banjir belum kunjung surut sejak Selasa (4/3).

Banjir di Kabupaten Bekasi menggenangi 51 desa/kelurahan di 16 kecamatan. Jumlah ini meningkat dibandingkan Selasa (4/3) dimana lokasi terdampak baru berjumlah 12 kecamatan.

Salah satu lokasi paling parah terjadi di Kecamatan Tambun Utara. Banjir setinggi satu meter merendam ribuan rumah warga serta memutus akses jalan. Terdapat 40.000 warga mengungsi di Tambun Utara, tepatnya di Desa Sriamur.

Luapan Kali Bekasi membuat banjir tidak terhindarkan di wilayah ini. Bahkan, pihak kepolisian sempat membuka akses Tol Cibitung-Cilincing untuk dilalui sepeda motor karena terdapat kepadatan lalu lintas pada pagi hari ketika jam berangkat bekerja di Jalan Raya Gabus.

Dari hasil asesmen BPBD Kabupaten Bekasi, juga terdapat 14 lokasi pengungsian akibat banjir melanda Kabupaten Bekasi. Posko pengungsian itu terdapat di kantor kecamatan, kantor desa musala hingga kantor sekretariat RT/RW.

Tak hanya di Babelan dan Tambun Utara, lokasi lainnya yang terendam banjir parah terdapat di Kecamatan Cikarang Utara. Keempat desa itu meliputi Cikarang Kota, Karang Raharja, Tanjungsari, dan Karang Baru. Ada empat desa yang terdampak dengan tinggi muka air bervariasi mulai dari 60 centimeter hingga 230 centimeter.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Upaya ini diputuskan agar penanganan bencana dapat dilakukan secara intensif karena curah hujan diprediksi baru akan mencapai puncaknya pada beberapa hari ke depan.

“Sebelumnya kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan Forkopimda terkait kondisi saat ini. Hasilnya kami tetapkan status saat ini menjadi tanggap darurat bencana,” kata Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang ketika meninjau kondisi banjir di Desa Cipayung Kecamatan Cikarang Timur, Rabu (5/3).

BACA JUGA: Banjir di Mal Bekasi Belum Surut, 11 Pompa Air Dikerahkan

Menurutnya, peningkatan status dilakukan agar penanganan dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak. Selain itu anggaran untuk penanganan bencana pun telah disiapkan.

Anggaran penanganan banjir ini akan difokuskan pada penyaluran bantuan kepada warga terdampak, baik makanan siap jadi maupun pendirian dapur umum serta perbaikan tanggul tanggul kritis yang menyebabkan pemukiman warga terendam

“Kita ada anggaran untuk dialokasikan untuk bantuan kepada masyarakat yang kena banjir. Kalau ditaksir dari total kerugian, saya belum ada taksiran kerugian, kerugian yang dari dampak banjir di sini. Tapi yang terdampak cukup banyak yakni mencapai 61.000 orang,” ujarnya.

“Kami gerakkan sehari dua hari ini. Tapi dapur umum pribadi itu mandiri, namanya itu yang dibuat oleh masyarakat-masyarakat yang terkena banjir sudah. Nanti kami juga mendirikan dapur umum karena memang kebutuhannya demikian,” tambahnya.

Sementara, Arif (35) salah satu warga Desa Srimukti Tambun Utara mengatakan bahwa bencana banjir 2025 ini lebih parah dibanding banjir lima tahunan pada 2020 lalu. Di 2025 ini, selain rumahnya yang terkena banjir, warung kelontong miliknya yang berada di Jalan Raya Gabus juga terdampak.

“Udah dua hari banjir disini. Hari ini Rabu (5/3) paling parah sampai ke jalanan. Dua hari turunnya sedikit doang,” keluh Arif.

Sudah dua hari, Arif bersama istri dan anaknya mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak terdampak banjir. Dia juga harus izin bekerja lantaran akses jalan untuk keluar masuk wilayah Desa Srimukti juga terputus.

“Bupati juga harusnya kesini turun langsung ke Tambun Utara. Ngeliat, menangani disini. Sudah dua hari lho ini. Jangan sampai kita warga utara merasa di anak tirikan,” ketusnya.

Di singgung soal bantuan logistik dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, Arif mengaku belum ada bantuan yang masuk ke wilayahnya. Ia berharap, Pemerintah maupun pihak swasta dapat mengirim kebutuhan sehari-hari warga baik makanan siap saji, air bersih, obat-obatan dan pakaian layak pakai.

“Tadi saya ke posko pengungsian cuma ada mie instan, warung juga masih tutup. Sedangkan di sini juga banyak anak-anak,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |