Beranda Berita Utama 50 SD Negeri di Kota Bekasi Bakal Digabung, Ini Alasannya

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi bakal melakukan penggabungan (merger) terhadap 50 Sekolah Dasar (SD) negeri.
Penggabungan ini akan dilakukan pada sekolah-sekolah yang berada dalam satu lingkungan atau memiliki jumlah siswa yang relatif sedikit.
Langkah ini diambil guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan, terutama di kawasan perumahan.
”Supaya pengelolaan pendidikan itu berjalan lebih efektif dan efisien. Karena dalam satu hamparan itu ada dua sekolah,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Warsim Suryana, Minggu (25/5).
Selain itu, perubahan demografi turut memengaruhi kebijakan ini. Di sejumlah wilayah, khususnya perumahan lama, jumlah anak usia SD mengalami penurunan. Hal ini disebabkan generasi kedua dari warga setempat yang telah menikah tidak lagi tinggal bersama orang tua mereka.
Kecenderungan lain yang terlihat adalah meningkatnya pilihan orang tua menyekolahkan anak ke SD swasta, termasuk yang berbasis agama.
“Ini masih berproses, kita sosialisasikan dulu kepada sekolah dan orangtua, masih membutuhkan waktu,” tambahnya.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Kota Bekasi, Marwah Zaitun, menjelaskan bahwa kriteria sekolah yang akan dimerger tahun ini antara lain sekolah yang berada dalam satu lingkungan atau memiliki jumlah siswa di bawah 200 orang.
Merger ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana. Selain itu, penggabungan sekolah juga akan membantu distribusi tenaga pendidik, khususnya guru mata pelajaran, yang jumlahnya terbatas di beberapa sekolah.
“Seperti guru bidang studi, seperti guru agama karena digabung dia ada empat, nah itu terlalu banyak, nanti itu kita petakan. Kemudian guru olahraga, atau TU,” ungkapnya.
Ia menyebut, hingga kini belum muncul persoalan berarti selama proses perencanaan merger. Permasalahan justru kerap muncul saat sekolah harus ditutup, karena adanya keterikatan emosional orang tua terhadap sekolah, seperti kenyamanan, sejarah prestasi, atau alumni.
Marwah optimistis, setelah merger, pemanfaatan sarana-prasarana akan lebih maksimal.
“Kita mengefektifkan sarana dan prasarananya, yang tadinya halamannya kecil karena dipakai bergantian, kalau hanya satu (sekolah) kan bisa maksimal,” ungkapnya.
Pihaknya masih memverifikasi puluhan sekolah yang akan dimerger tahun ini. Belum bisa dipastikan berapa sekolah yang akan di merger dan menjadi berapa sekolah setelahnya.
Proses merger harus dipastikan rampung sebelum Cut Off pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun ajaran 2025/2026 nanti.
“Tahapan kemungkinan berjalan tiga bulan sampai rampung. Kita berharap Agustus selesai, kembali lagi bagaimana nantinya kondisi di lapangan,” tambahnya. (sur)