Upaya Pemkab Bekasi Kurangi Pengangguran Terhambat Gara-gara Perusahaan Ogah Gabung Sistem Informasi Ketenagakerjaan

10 hours ago 7

Beranda Cikarang Upaya Pemkab Bekasi Kurangi Pengangguran Terhambat Gara-gara Perusahaan Ogah Gabung Sistem Informasi Ketenagakerjaan

ILUSTRASI: Sejumlah buruh pabrik istirahat keluar dari area perusahaan di Cikarang Utara, belum lama ini. FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jumlah perusahaan di Kabupaten Bekasi yang terdaftar dalam sistem informasi ketenagakerjaan milik Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tergolong minim. Tak hanya itu, tingkat kepatuhan perusahaan terhadap regulasi wajib lapor lowongan kerja juga masih rendah.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan Kerja, setiap pemberi kerja diwajibkan melaporkan informasi lowongan kerja melalui sistem informasi ketenagakerjaan. Data tersebut nantinya akan dipublikasikan di laman resmi Kemenaker agar dapat diakses oleh masyarakat umum.

Namun sayangnya, banyak perusahaan belum mematuhi ketentuan tersebut. Akibatnya, informasi lowongan kerja yang tersedia masih sangat terbatas, sehingga upaya pemerintah dalam menekan angka pengangguran menjadi tidak optimal.

Menurut data Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, hanya terdapat 1.891 perusahaan yang telah terdaftar di aplikasi SIAP Kerja milik Kemenaker. Jumlah ini sangat jauh di bawah total perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.

“Jumlah ini masih jauh dari target karena kurang dari 10 persen dari total perusahaan di Kabupaten Bekasi,” ungkap Kepala Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas Disnaker Kabupaten Bekasi, Muhammad Ali Amran.

Ali mengakui bahwa minimnya informasi lowongan kerja turut menghambat upaya pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi pada November 2024, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi tercatat sebagai yang tertinggi kedua di Jawa Barat, yakni sebesar 8,82 persen.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong perusahaan agar memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah.

“Kami terus bekerja, karena ini menjadi concern kami bersama Kemenaker agar fasilitas aplikasi ini bisa dimanfaatkan,” ucapnya.

Salahsatu warga Kampung Kandang Gereng, Cikarang Pusat, Iyan Andriyansah, menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang dihimpunnya dari laman SIAP Kerja milik Kementerian Ketenagakerjaan, per Minggu (7/9), hanya terdapat sembilan perusahaan yang membuka lowongan kerja di wilayah Kabupaten Bekasi dalam sebulan terakhir.

Menurutnya, jumlah tersebut sangat minim jika dibandingkan dengan status Kabupaten Bekasi yang dikenal sebagai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, dengan lebih dari 7.600 perusahaan yang berdiri.

“Iya, memang katanya coba saja cari di SIAP Kerja, kan ada itu subkanalnya KarirHub. Ya, sepi,” ujarnya.

Pria lulusan salah satu universitas di Bandung itu mengaku bahwa informasi lowongan kerja lebih banyak didapat melalui jalur informal, seperti dari teman atau lingkungan sekitar.

“Ada sih, kayak dari LPK atau lewat si ini, si itu. Tapi ya begitu, harus bayar. Saya enggak mau, karena sudah banyak yang ketipu,” ungkapnya.

Sementara itu, seorang manajer personalia di salah satu perusahaan, Dimas (37), mengaku pernah membuka informasi lowongan kerja melalui aplikasi tersebut. Namun, menurutnya, ada beberapa kekurangan pada fitur yang tersedia, sehingga perusahaannya lebih memilih menggunakan platform lain untuk proses rekrutmen.

“Memang ada kandidat yang masuk, tapi kami kesulitan melakukan penyortiran. Ada juga kendala teknis, seperti data yang tidak bisa dikonversi ke Excel, dan sebagainya. Akhirnya kami membuka rekrutmen lewat laman lain, baik milik swasta maupun secara konvensional. Kami berharap ada perbaikan dari sistemnya,” tuturnya. (and)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |