Beranda Cikarang Tercemar Ini, 86,4 Ton Bawang Bombai Impor Dimusnahkan di Cikarang

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah 86,4 ton bawang bombai impor yang tercemar parasit cacing gelang (nematoda) dimusnahkan oleh
Badan Karantina Indonesia (Barantin).
Bawang bombai yang berasal dari Belanda itu dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin insinerator di Balai Uji Terap, Teknik, dan Metode Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan di Cikarang Barat, Jumat (28/2).
Bawang bombai tersebut teridentifikasi tercemar oleh nematoda aphelenchoides fragariae, yang dapat menyerang daun, akar, dan umbi tanaman. Jika tidak dimusnahkan, parasit ini bisa menginfeksi tumbuhan lain dan membahayakan kesehatan manusia.
“Bawang bombai ini masuknya dari (Pelabuhan) Tanjung Priok pada 5 Februari 2025 lalu. Setelah diuji laboratorium, kami temukan cemaran organisme pengganggu tumbuhan karantina atau OPTK,” ucap Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, Jumat (28/2).
Setelah ditemukan tercemar, Barantin menerbitkan surat penolakan barang masuk dan memberi opsi kepada pemilik atau importir untuk mengembalikan atau memusnahkan barang tersebut.
“Ada dua langkah lanjutannya yaitu dikembalikan ke negara asal atau dimusnahkan. Importir memilih dimusnahkan,” tambahnya.
Menurutnya, pemusnahan ini merupakan bagian dari sistem karantina untuk mencegah risiko masuk dan tersebarnya hama penyakit ke Indonesia.
BACA JUGA: Kanwil Bea Cukai Jakarta Lepas Ekspor Perdana 13 Kontainer Kratom dari Bekasi
Sahat menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sistem karantina yang berlapis, mulai dari pre-border (penjaminan kesehatan dan keamanan komoditas di negara asal), at-border (pemeriksaan di pelabuhan atau bandara), hingga post-border (monitoring setelah barang masuk
Meski bawang bombai tercemar nematoda ini ditemukan, Sahat mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir. Ia memastikan seluruh produk pertanian impor yang beredar dipastikan aman dari segala potensi penyakit.
Data Barantin mencatat impor bawang bombai Indonesia pada 2024 sebanyak 89.457 ton, dengan 14.763 ton berasal dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Berdasarkan data dari sistem Best Trust Barantin, impor bawang bombai Indonesia pada tahun 2024 mencapai 89.457 ton, yang berasal dari Australia, Cina, Belanda, dan Selandia Baru. Sementara itu, bawang bombai yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun yang sama sebanyak 14.763 ton, dengan asal dari Belanda dan Selandia Baru.
“Bukan berarti ada bawang bombai di luaran sana yang juga tercemar, kami pastikan aman. Karena telah melalui karantina kami lebih dahulu,” tandasnya. (ris)