Beranda Lifestyle Film Sukses di Film Pertama, Bayu Skak Kembali dengan Sekawan Limo 2: Gunung Klawih

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Setelah meraih sukses besar lewat film Sekawan Limo yang berhasil ditonton lebih dari 2,5 juta penonton di seluruh Indonesia, sutradara sekaligus komedian Bayu Skak resmi mengumumkan kabar gembira.
Ia akan melanjutkan kisah horor-komedi khasnya melalui sekuel berjudul Sekawan Limo 2: Gunung Klawih.
Pengumuman tersebut disampaikan Bayu langsung melalui akun Instagram pribadinya, @moektito, pada Selasa (10/9). Dalam unggahannya, Bayu memperlihatkan proses reka adegan bersama kru film untuk menemukan angle dan shot yang tepat.
Menariknya, Bayu menegaskan bahwa latar utama dalam sekuel ini bukanlah gunung pendakian seperti pada film pertama. Hingga kini, detail cerita masih dirahasiakan. Namun, Bayu memberi sedikit bocoran bahwa nuansa film akan berbeda dari pendahulunya.
“Pastinya beda. Ini koplak pol. Dan juga pesan moralnya sangat dalam. Kamu dibuat ketawa tetapi ada juga intisari yang bakal kamu bawa pulang,” ungkap Bayu dalam video tersebut.
Film pertama Sekawan Limo mengisahkan lima pendaki Gunung Madyopuro yang mengabaikan pantangan setempat.
Baca Juga: Hanung Bramantyo Nyaris Rugi Rp 15 Miliar karena Ada Adegan Ini di Film Habibie & Ainun
Pelanggaran itu membuat mereka diteror makhluk gaib hingga akhirnya terungkap bahwa salah satu dari mereka ternyata bukan manusia. Meski mengusung nuansa horor, film ini tetap menghadirkan humor segar khas Bayu Skak.
Ciri khas lain yang membuat film ini menonjol adalah konsistensi penggunaan bahasa daerah, khususnya dialek Malangan.
Hal ini bukan hal baru bagi Bayu Skak. Sejak Yowis Ben (2018), Sekawan Limo (2024), hingga proyek terbarunya, ia selalu mengedepankan kekuatan bahasa lokal.
Selain Sekawan Limo 2, Bayu saat ini juga tengah mempersiapkan film lain berjudul FOUFO. Menariknya, film tersebut akan menampilkan bahasa Madura sebagai bahasa utama.
Konsistensi Bayu menggunakan bahasa daerah dalam karya-karyanya membuktikan bahwa film berbahasa lokal tetap memiliki pasar dan penonton yang loyal.
Upayanya dianggap sebagai langkah penting dalam memperkenalkan keragaman bahasa di Indonesia melalui medium film.
Dengan hadirnya Sekawan Limo 2: Gunung Klawih dan FOUFO, Bayu Skak diharapkan dapat kembali mengobati kerinduan para penonton akan film berbahasa daerah yang sarat dengan humor, horor, sekaligus nilai moral yang membekas.(ce2)