Beranda Pendidikan Shinta Anggreany Raih Gelar Doktor, Ungkap Kunci Penguatan Jaringan Komunikasi Korporasi Petani

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kabar membanggakan datang dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Shinta Anggreany resmi meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan setelah menjalani sidang terbuka di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.
Dalam disertasinya, Shinta meneliti jaringan komunikasi dalam korporasi petani dan menemukan bahwa kekuatan petani bukan hanya terletak pada modal atau teknologi, melainkan pada cara mereka berkomunikasi dan membangun jejaring.
Selain aktif di dunia akademik, Shinta juga merupakan penyuluh pertanian di Kementerian Pertanian. Hal ini menjadikan risetnya berpijak kuat pada pengalaman langsung dalam mendampingi petani di lapangan.
Sidang promosi berlangsung di Ruang Seminar FEMA IPB, dipimpin oleh Dekan FEMA, Prof. Dr. Sofyan Sjaf selaku Dekan Fakultas Ekologi Manusia. Bertindak sebagai promotor adalah Prof. Dr. Ir. Sumardjo, Dr. Ir. Djuara P. Lubis M.S dan Dr. Ir. Syahyuti M.Si. Selain itu, hadir pula penguji eksternal, di antaranya Dr. Yoyon Haryanto (Direktur Polbangtan, Bogor) dan Dr. Dwi Retno Hapsari (Dosen Departmen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB).
Shinta meneliti program korporasi petani di Karawang yang telah berjalan sejak 2018. Hasilnya menunjukkan bahwa hambatan terbesar justru terletak pada lemahnya arus informasi antarpetani serta minimnya koordinasi antara petani dan pemangku kepentingan.
Teknologi, menurut Shinta, belum mampu memberikan dampak signifikan tanpa keterlibatan aktif dari para stakeholders eksternal.
Pertukaran informasi antarpelaku terbukti mendorong koordinasi, inovasi, dan partisipasi anggota dan sebaliknya, pertukaran materi yang hanya bersifat transaksi tidak banyak berpengaruh pada keberlanjutan korporasi petani.
Untuk itu, terang Shinta, strategi komunikasi merupakan hal urgen untuk memperkokoh struktur internal melalui pembentukan unit komunikasi khusus, optimalisasi peran opinion leaders, bridging actor forum komunikasi rutin, dan kanal digital internal.
Shinta menegaskan bahwa strategi komunikasi yang inklusif dan partisipatif adalah kunci untuk memperkokoh kelembagaan petani.
Beberapa langkah yang ia tawarkan antara lain membentuk unit komunikasi khusus dalam korporasi petani; memperkuat peran opinion leaders dan aktor penghubung melalui forum rutin, memanfaatkan kanal digital internal dan meningkatkan literasi digital petani. membina kolaborasi formal dengan pemerintah, swasta, lembaga keuangan, dan perguruan tinggi.
Jika strategi ini dijalankan, Shinta meyakini partisipasi petani akan meningkat, solidaritas antaranggota makin kuat sehingga pengembangan korporasi petani bisa berkelanjutan.
Keberhasilan Shinta meraih gelar doktor bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan juga harapan baru bagi dunia pertanian Indonesia. Ia menegaskan komitmennya untuk terus meneliti dan mengadvokasi model komunikasi pertanian yang mampu memberdayakan petani.
“Petani kita kuat, hanya saja seringkali terhambat karena tidak ada alur komunikasi yang jelas. Riset ini saya dedikasikan untuk membantu mereka membangun jejaring yang lebih solid baik internal maupun dengan stakeholders,” ujarnya selepas sidang.
Dengan gagasan segar ini, Dr. Shinta Anggreany layak disebut sebagai salah satu pakar muda yang akan berperan besar dalam pembangunan pertanian dan pedesaan berkelanjutan di Indonesia. (*)