Beranda Cikarang SD-SMP di Kabupaten Bekasi PJJ Imbas Isu Demo Besar-besaran

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi memutuskan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi SD dan SMP di wilayahnya mulai Senin sampai Rabu (1-3/9).
Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Nomor 300/8683/Sekre/VIII/2025, terkait penerapan PJJ pada satuan pendidikan jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP, baik negeri maupun swasta, se-Kabupaten Bekasi.
Kebijakan belajar di rumah ini dibuat dengan mempertimbangkan kondisi sosial, politik, dan keamanan para siswa. Langkah ini menyusul rencana aksi unjuk rasa besar-besaran di Kantor Polres Metro Bekasi dan Kantor DPRD Kabupaten Bekasi.
BACA JUGA: SMA/SMK di Bekasi Belajar Daring Dua Hari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturochman, mengatakan keputusan PJJ diambil untuk menjaga ketertiban dan keamanan siswa selama aksi penyampaian aspirasi berlangsung.
“Kami telah mengimbau kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk mendampingi anak-anak selama pembelajaran daring,” ujar Imam.
Selain itu, pihaknya juga menunda pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi siswa kelas I hingga V SD hingga waktu yang belum ditentukan.
Sementara itu, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menegaskan bahwa kebijakan belajar di rumah ini dimaksudkan untuk mengantisipasi potensi kericuhan selama proses penyampaian aspirasi.
“Kebijakan meliburkan anak didik ini untuk mengantisipasi demo atau potensi kericuhan. Anak-anak kita dirumahkan agar belajar tetap aman dan tertib,” kata Ade.
Selama belajar di rumah, Ade meminta para guru aktif mendampingi serta memantau para murid, agar mereka tidak ikut aksi unjuk rasa yang berpotensi ricuh. Ia juga mengimbau masyarakat mempercayakan pengendalian situasi keamanan dan ketertiban kepada Forkopimda.
“Saya mengimbau masyarakat Kabupaten Bekasi untuk tidak terprovokasi. Tetap tenang, sabar, berdoa, dan percayakan kepada Forkopimda untuk mengkondusifkan wilayah Kabupaten Bekasi. InsyaAllah pelayanan birokrasi tetap aman,” pungkasnya.
Salah satu wali murid, Yada (39), mengungkapkan bahwa kedua anaknya yang duduk di jenjang MI belajar jarak jauh hingga Rabu (3/9). Sementara anaknya yang menempuh pendidikan di SMKN 1 Tambun Selatan jurusan Pemasaran belajar di rumah hingga Selasa (2/9).
“Diumumkan semalem sama pihak sekolah. Anak yang MI sama SMK dapat tugas tadi pagi soal yang dikirim gurunya melalui handphone. Terus dipindahin ke buku buat dikerjain. Kalau sudah selesai difoto dikirim ke gurunya,” ucap Yada.
Yada menambahkan, kebijakan pembelajaran jarak jauh membuatnya lebih tenang sebagai orang tua, mengingat kondisi Kabupaten Bekasi yang tengah diterpa berbagai informasi terkait rencana aksi unjuk rasa. Namun, ia mengakui proses mengerjakan soal di rumah menjadi kurang fokus, sehingga ia harus mendampingi anak-anaknya menyelesaikan tugas.
“Ya khawatirnya kalau sekolah gak diliburin ikut-ikut atau nonton demo,” tambahnya. (ris)