RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang mahasiswi berinisial M (21), menjadi korban penipuan dan pencurian kendaraan bermotor, setelah melalui sebuah ‘kencan buta’. Ya, M mengaku baru mengenal si maling kendaraannya itu hanya melalui aplikasi pertemanan ‘Tantan’.
M kehilangan sepeda motornya setelah dibawa pelaku ke kawasan sepi di Jalan Nuri Raya, Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Selasa (4/11) malam.
Aditya, warga setempat yang menolong korban, menceritakan awal mula kejadian tersebut. Menurutnya, korban mengenal pelaku melalui aplikasi Tantan. Setelah berkenalan, keduanya sepakat bertemu di kawasan Grandika City (GDC) Bekasi Timur.
“Korban kenalan sama pelaku melalui aplikasi, setelah kenalan diajaklah ketemuan di Grandika City. Lalu dari isi chat korban kelihatan kalau pelaku ngajak ketemuan mau ngomongin kerjaan,” ujar Aditya saat ditemui di lokasi, Rabu (5/11).
Setelah bertemu, pelaku mengajak korban untuk menemui temannya yang disebut memiliki pekerjaan. Namun, bukannya sampai di tempat tujuan, korban justru dibawa ke gang kosong.
“Dibawa ke gang kosong, lalu disuruh turun seakan-akan sudah sampai tujuan. Setelah korban turun, pelaku langsung putar balik ke jalan besar lagi dan hilang,” katanya.
Sadar telah ditipu, korban panik dan berusaha mengejar pelaku. “Korban lari ke arah motor yang dibawa kabur itu, sambil nyegat Grab yang lagi lewat. Supir Grab itu bingung, terus bawa korban ke sini untuk cari bantuan,” tutur Aditya.
Korban diketahui masih berstatus mahasiswa semester lima dan berusia sekitar 20 tahun.
“Iya, dari aplikasi Tantan. Korban mengaku kenal pelaku dari situ, lalu lanjut chat lewat WhatsApp, terus janjian ketemuan seperti yang saya ceritakan tadi,” imbuhnya.
Setelah kejadian ramai, korban akhirnya dijemput oleh keluarganya. “Kita fokus dulu biar keluarganya tahu, karena pasti orang tuanya panik. Setelah itu kita hubungi keluarganya, dan akhirnya korban dijemput sama kakaknya ke sini. Karena waktu itu sudah malam, kita rekomendasikan untuk pulang pakai Grab Car,” terang Aditya.
Menurutnya, kondisi korban saat itu sangat shock. “Keadaannya itu blank, shock banget. Jadi sempat pingsan, bangun, pingsan lagi. Tatapannya kosong seperti itu,” ujarnya.
Terkait dugaan hipnotis, Aditya menilai kecil kemungkinannya. “Kemungkinan besar tidak dihipnotis. Karena di tempat kejadian itu memang sepi banget. Saya sama teman saya juga pernah nolong anak kecil di situ, kehilangan juga. Warga sekitar bilang kejadian seperti ini sudah lebih dari 10 kali,” ungkapnya.
Ia menyebut, modus serupa kerap terjadi di lokasi yang sama. “Modusnya macam-macam, tapi kemungkinan besar dari media sosial juga. Cuma kalau yang lain saya nggak tahu pasti karena belum pernah ketemu langsung dengan korbannya,” katanya.
Aditya menambahkan, di sekitar lokasi kejadian terdapat CCTV, namun posisinya tidak menjangkau titik kejadian. “Ada CCTV, tapi sayangnya posisinya blind spot,” ucapnya.
Sebagai warga yang turut menolong, Aditya berharap kejadian serupa tak terulang. Ia menambahkan, sejauh ini korban belum melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
“Kami di sini nggak mau lagi ada kejadian seperti ini. Makanya keamanan di sekitar akan kami tingkatkan. Kami juga imbau warga jangan gampang percaya sama orang, apalagi baru kenal lewat aplikasi,” katanya.(rez)

3 hours ago
5

















































