Beranda Berita Utama Rumah Panggung Bakal Dibangun di Pondok Gede Permai, Gantikan Rencana Relokasi Warga

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal membangun rumah panggung di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) yang sangat terdampak parah akibat banjir dari luapan Kali Bekasi pada Selasa (4/3).
Hal ini menggantikan rencana sebelumnya yang akan relokasi warga Pondok Gede Permai ke Mustikajaya atau Bantargebang.
Rumah panggung tersebut akan dibangun setinggi minimal 2,5 meter untuk menghindari dampak banjir di masa depan.
“Pemerintah akan memberikan subsidi, tadi konsepnya pak Gubernur adalah kita akan membangunkan rumah itu gelagarnya sampai 2,5 meter ya,” ujar Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Wali Kota Bekasi, Jum’at (7/3).
Pemerintah provinsi akan menyumbang Rp40 juta per rumah, sementara Pemkot Bekasi menambah Rp30 juta, dan BNPB memberikan Rp60 juta untuk rumah yang berada di lokasi dengan risiko tinggi. Dengan demikian, total anggaran yang diterima warga Pondok Gede Permai mencapai Rp130 juta, yang akan digunakan untuk renovasi rumah panggung.
“Nanti warga akan disiapkan anggaran Rp130 juta. Tetapi yang jelas mereka gelagarnya adalah setinggi 2,5 meter,” tambah Tri.
BACA JUGA: Pemkab Bekasi Siapkan Rp30 Miliar Buat 14 Hari Penanganan Banjir
Adapun, proyek pembangunan rumah panggung tersebut rencanannya dimulai pada awal pekan depan dengan mengikuti prosedur dari Wali Kota Bekasi.
“Itu bisa minggu depan atau,” kata Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Pemerintah akan memprioritaskan renovasi 1.000 rumah di Pondok Gede Permai yang paling terdampak banjir. Data prioritas akan dikumpulkan berdasarkan kondisi rumah, mengingat beberapa rumah di PGP sudah memiliki lantai dua atau tiga.
“Prioritasnya di PGP target kita adalah 1000 rumah. Nanti aparatur yang akan mendata mana prioritas, karena di beberapa lokasi kan juga sudah ada yang lantai 2 dan 3,” kata Tri.
Konsep pembangunan rumah panggung ini berbeda dari rencana sebelumnya yang mempertimbangkan relokasi dan pembangunan polder resapan air.
“Tadinya memang kalau itu bisa direlokasi baru kemudian dijadikan polder. Nah hari ini kita konsepnya kan berbeda. Pak gubernur menyatakan bahwa yuk kita bangun rumah rumah yang ada di PGP, tapi dengan ketinggian lebih dari 2,5 meter, rumah modelnya panggung,” tuturnya.
“Makanya jadinya keputusannya adalah tidak dilakukan relokasi, tapi justru rumah rumah yang ada di (PGP) kemudian kita bangun kembali pembangunannya,” tambah Tri.
Lebih lanjut, Perumahan Pondok Gede Permai menjadi prioritas utama dalam penanganan pascabanjir karena wilayah tersebut mengalami dampak terparah.
Menurutnya, Perumahan Pondok Gede Permai berada di lokasi yang paling rendah dibandingkan perumahan lain yang terdampak, sehingga lebih rentan terhadap banjir besar yang melanda Kota Bekasi.
“Karena dia yang paling parah di antara seluruh kondisi yang ada. Ya, karena memang posisinya paling rendah di antara perumahan-perumahan yang hari ini terkena dampak daripada banjir,” tandas Tri.
Di satu sisi, proses pemulihan akan dilakukan secara bertahap. Setelah proyek Pondok Gede Permai sukses kemungkinan pemerintah akan mengevaluasi kondisi perumahan di bantaran kali untuk menentukan langkah selanjutnya.
Tri menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah, serta semangat gotong royong dalam menyelesaikan permasalahan bencana banjir secara menyeluruh.
“Tentunya ini akan terus bertahap. Kalau PGP selesai mungkin yang ada di bantaran bantaran kali kita lihat sejauh mana kemudian daya dukung, kolaborasi gotong royong menyelesaikan masalah pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemerintah Kota Bekasi,” pungkas Tri. (cr1)