RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan swasembada pangan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu langkah konkrit tersebut adalah berkontribusi dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digagas oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama Kementerian Pertanian.
Gerakan nasional ini dilaksanakan secara serentak di 7.285 kecamatan di seluruh Indonesia, dengan menyalurkan 8.000 ton beras serta gula dan minyak goreng yang dijual kepada masyarakat dengan harga terjangkau.
BACA JUGA: Bupati Bekasi Apresiasi Program Sinergi Dunia Industri dan Pendidikan
Di Kabupaten Bekasi, GPM dipusatkan di Kantor Kecamatan Cabangbungin dan dirangkaikan dengan program BOTRAM yang diinisiasi oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bekasi.
SERAHKAN BERAS: Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Ida Farida, menyerahkan beras kepada warga saat GPM yang dipusatkan di Kantor Kecamatan Cabangbungin dan dirangkaikan dengan program BOTRAM. FOTO: DOKPIM PEMKAB BEKASI
Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Ida Farida, didampingi perangkat daerah terkait, meninjau langsung kegiatan tersebut usai mengikuti peluncuran GPM serentak secara daring bersama Menteri Dalam Negeri.
Dalam arahannya, Ida Farida menegaskan bahwa GPM di Kabupaten Bekasi menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat.
“Melalui Gerakan Pangan Murah ini, kami ingin memastikan masyarakat Kabupaten Bekasi mendapatkan bahan pangan dengan harga yang lebih wajar. Pemerintah hadir bukan hanya untuk mengendalikan harga, tetapi juga untuk meringankan beban masyarakat dan menjaga daya beli mereka,” tegas Ida Farida.
GPM: Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Ida Farida, saat GPM yang dipusatkan di Kantor Kecamatan Cabangbungin dan dirangkaikan dengan program BOTRAM. FOTO: DOKPIM PEMKAB BEKASI
Lebih jauh, Ida Farida menekankan bahwa GPM juga memiliki misi memperkuat ekosistem pangan lokal. Dengan melibatkan petani dan pelaku UMKM dalam rantai pasok, kegiatan ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Gerakan ini tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga menghidupkan produktivitas petani dan UMKM lokal. Jadi manfaatnya berlapis, yaitu rakyat terbantu, pelaku usaha daerah berdaya, dan harga pangan lebih stabil,” ujarnya.
Plh Sekda berharap agar GPM dapat terus berkelanjutan dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan harga yang jauh lebih terjangkau dan berkualitas.
“Kami berharap Gerakan Pangan Murah ini mampu membantu masyarakat mengakses kebutuhan pokok dengan harga wajar, memberdayakan petani dan UMKM lokal, mengurangi gejolak harga di pasar dan, menjadi program yang terus berkesinambungan. Dengan begitu, Kabupaten Bekasi dapat memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang swasembada pangan, bangkit, maju, dan sejahtera.” pungkasnya.
Sementara itu, melalui daring Mendagri, Tito Karnavian mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam memperluas Gerakan Pangan Murah (GPM) demi menjaga stabilitas harga.
Dirinya juga menegaskan pentingnya menjaga ketahanan pangan sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto yang memberikan perhatian besar terhadap sektor pangan.
“Seperti kita ketahui bahwa Bapak Presiden sangat atensi tentang pangan. Di antaranya Beliau menyampaikan kalau merdeka, bukan hanya merdeka dari penjajahan, tapi merdeka kita mampu untuk memberi makan rakyat kita sendiri, swasembada pangan,” katanya.
Tito menegaskan GPM menjadi salah satu langkah konkret pemerintah untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga pangan, khususnya beras. Dari total stok Bulog sekitar 4 juta ton, sebanyak 1,3 juta ton akan digelontorkan untuk menjaga stabilitas harga melalui beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Pihaknya menambahkan, Bulog menyalurkan minimal 7 ribu ton beras SPHP per hari melalui berbagai jalur distribusi, mulai dari pasar rakyat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), gerakan pasar murah, hingga retail. Bahkan. Sejumlah pihak seperti TNI, Polri, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pun berpartisipasi dengan memberikan subsidi harga agar beras lebih terjangkau oleh masyarakat.
“Kemudian juga melibatkan retail modern, masuk ke retail-retail, mini-mini market, kami sudah ngecek langsung juga, betul sudah masuk di sana. Nah, inilah gerakan-gerakan untuk menstabilkan harga, terutama beras, menggunakan beras stok yang disebut SPHP, kemasan 5 kilogram, dengan harga per kilogram Rp12 ribu, yang dijual Rp60 ribu,” terangnya.(and/adv)