Kepala MAN 2 Kota Bekasi Jawab Sejumlah Tuntutan Siswa, tapi Pernyataannya Bertolak Belakang

3 weeks ago 34

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bekasi, Nina Indriana, telah menjawab sejumlah tuntutan dan kritik yang disampaikan oleh siswanya pada Senin (17/2). Namun, beberapa pernyataannya justru nampak bertolak belakang dengan apa yang dialami siswa.
Nina Indriana menjawab beberapa kritik dan tuntutan siswanya. Ia menyampaikan bahwa perbaikan sarana dan prasarana sekolah telah dilakukan sejak ia menjadi kepala MAN 2 Kota Bekasi pada Maret 2023.

Dimulai dari perbaikan ruang kelas atau gedung sekolah yang rusak, serta pengecatan tembok sekolah yang saat ini baru terhitung 50 persen. Pemasangan AC di kelas, pemasangan gardu listrik, hingga pemasangan instalasi listrik. Separuhnya lagi, Nina menyebut telah direncanakan pengerjaannya pada 2025 ini.

“Jadi akan kita penuhi, bukan penuhi ya, karena itu memang sudah ada rencana kita di 2025 ini,” katanya.
Terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler (Ekskul), Nina meyakinkan bahwa pelatih Ekskul pada 2024 lalu telah dibayarkan honornya sampai November 2024 oleh bendahara komite. Biaya untuk kegiatan Ekskul dianggarkan sampai November, dengan alasan di Desember tidak ada pelatihan, diisi dengan ujian akhir semester.

Keluhan siswa tengang ‘patungan’ membayar pelatih ekskul ini lantaran anggaran untuk kegiatan Ekskul tidak mencukupi, begitu juga dengan dukungan untuk event lomba yang hanya sebagian kecil saja diakomodir sekolah. Sehingga, yang dimaksud oleh siswa dengan ‘patungan’ adalah biaya yang terakomodir oleh sekolah.

“Saya contoh kan ya, misalnya anggaran untuk Ekskul misalnya Rp6 juta, itu untuk pembayaran honor pelatih sama kegiatan. Honor pelatih saja itu sekitar di Rp4,8 juta, itu baru kalau yang pelatihnya satu, ada pelatihnya dua. Berarti kalau Rp6 juta dikurangi Rp4,8 juta, berarti masih ada Rp1,2 juta. Rp1,2 juta itu kita alokasikan untuk kegiatan lomba-lomba,” paparnya.

Terkait dengan tuntutan berprestasi tanpa dukungan fasilitas yang memadai, Nina menyebut hal itu bukan sebagai tuntutan, namun upaya memotivasi siswa. Permintaan agar siswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik ini kata dia, sudah disampaikan sejak awal kepada orangtua siswa.
Tujuannya, untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari jalur prestasi.Untuk kebutuhan wisuda kelas XII, biaya yang telah disepakati sementara ini Rp600 ribu, untuk satu anak dan satu orangtua. Biaya diluar itu, termasuk tambahan jika menambah kuota keluarga atau orangtua yang akan datang ke acara wisuda, disebut baru sebatas wacana.

“Rencananya kalau memang itu disetujui, tentunya kan komite harus menggunakan surat juga, supaya kita tidak sertakan dengan Pungli. Ada dasar hukumnya dan itu sudah disampaikan ketika rapat dengan orangtua,” ucapnya.

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2025/02/19/didemo-siswa-kepala-man-2-kota-bekasi-nina-indriana-siap-dicopot/

Sumbangan Rp250 ribu telah disampaikan kepada orangtua siswa di awal tahun. Uang sumbangan tersebut dikelola oleh Komite, pihak sekolah pun disebut harus mengajukan proposal kepada komite untuk kebutuhan setiap kegiatan.

“Alokasinya apa saja?, Karena kita masih ada tenaga honorer kurang lebih ada di 21 orang honorer. Jadi alokasinya untuk honorer dan kegiatan-kegiatan yang tidak tercover oleh BOS, membantu BOS,” ungkapnya.

Yang mengalir tercatat dalam aplikasi kaya Nina, tidak ada perpindahan uang dalam bentuk Cash. Setiap transaksi disebut telah terdeteksi dengan cara ini, ia menyebut tidak ada uang yang mengalir tanpa sepengetahuan berbagai pihak, juga tidak lagi ada istilah ‘keselip’.

Sedangkan terkait dengan tuntutan siswa untuk mengganti kepala sekolah, Nina menyebut tidak masalah jika tuntutan tersebut dikabulkan oleh pimpinan di Kemenag.”Karena dimanapun kita harus siap, namanya ASN ya. Tidak masalah,” tambahnya.

Pernyataan Nina tersebut banyak ditepis oleh siswanya. Salah satu siswa menyampaikan bahwa janji untuk memenuhi pengaduan sudah sering kali diterima oleh siswa. Apa yang disampaikan oleh siswa ini seolah bertolak belakang dengan paparan Nina sebagai kepala sekolah.
“Sudah sering (berjanji untuk memenuhi aduan siswa),” kata salah satu siswa.

Beberapa pelatih Ekskul memang telah dibayarkan honornya sampai bulan November pada 2024 lalu. Namun, tidak sedikit juga yang terkendala seperti pembayaran terlambat, siswa membayar secara mandiri, hingga Ekskul tanpa pelatih.
Dimulai dari Ekskul Badminton, pelatih terakhir kali dibayar pada bulan Agustus 2024 sampai harus menghadap pembina OSIS. Pelatih Ekskul yang terakhir dibayar pada bulan November diantaranya adalah Paskibra, PMR hingga berakibat pelatih jarang datang melatih, English Club yang sebut telat pembayarannya, dan Arabic Club yang saat ini sudah dibekukan sejak bulan November.

Adapula Ekskul yang pelatihnya terakhir dibayar pada bulan Desember, yakni Pramuka, Volly, Marching Band, Jurnalistik, dan Tahfiz.Kegiatan ekskul yang tidak maksimal lainnya adalah Taekwondo, dimana pada bulan Oktober siswa membayar secara mandiri. Bukan dibayarkan oleh sekolah.

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2025/02/18/kepala-man-2-kota-bekasi-janji-tindaklanjuti-tuntutan-siswa/

Untuk paduan suara, honor pelatih Ekskul hanya dibayarkan empat kali pertemuan karena Surat Keputusan (SK) pelatih tidak jelas. Seharusnya, ada sembilan pertemuan pada kegiatan Ekskul ini. Berbeda dengan Ekskul lainnya, Ekskul Saman justru tidak pernah memiliki pelatih lantaran tidak mampu membayar honor Rp400 ribu sampai Rp500 ribu setiap pertemuan. Hal ini disayangkan lantaran pertemuan pada kegiatan Ekskul paduan suara ini tergolong tidak terlalu intens.

Siswa juga tidak puas dengan jawaban kepala sekolah tentang pengajuan setiap kegiatan kepada Komite. Pasalnya, sudah banyak proposal yang diajukan untuk kegiatan siswa, namun yang diterima dianggap tidak sesuai oleh siswa, bahkan kerap kali pengajuan anggaran dalam proposal mereka dicoret, dipangkas.

Untuk berpartisipasi di event tertentu, siswa sulit untuk mendapatkan dukungan dari pihak sekolah.”Kita benar-benar pakai uang pribadi untuk pendaftaran (event lomba), sekolah tidak ada sama sekali membantu sedikitpun,” ungkap siswa lainnya. (sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |