Jurnalis Radar Bekasi ‘Dipiting’ Oknum Polisi, Kapolsek Cikarang Pusat Janji Pertemukan Semua Pihak

2 weeks ago 19

Beranda Berita Utama Jurnalis Radar Bekasi 'Dipiting' Oknum Polisi, Kapolsek Cikarang Pusat Janji Pertemukan Semua Pihak

ILUSTRASI: ID Pers tergantung saat aksi damai pada 2015 lalu. FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kebebasan pers kembali tercoreng. Jurnalis Radar Bekasi, Andi Mardani (37), menjadi korban kekerasan fisik oleh oknum aparat kepolisian. Lengan kirinya ‘dipiting’ saat menjalankan tugas jurnalistik. Akibat insiden tersebut, Andi merasakan nyeri hingga kini.

Peristiwa terjadi pada Senin (1/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, Andi yang sehari-hari bertugas di Komplek Pemerintah Kabupaten Bekasi, sedang melintas bersama rekannya, Agustian, kontributor televisi nasional.

Keduanya melihat kegiatan kepolisian di ruang publik, tepat di samping Kantor Polsek Cikarang Pusat. Melihat momen tersebut, Andi kemudian mengambil foto menggunakan ponselnya.

“Di sana ada tersangka, ada saksi. Seperti kegiatan rekonstruksi,” ujar Andi, Selasa (2/9).

Namun, aktivitas jurnalistik Andi rupanya tidak diterima. Tak lama berselang, tiga oknum aparat berpakaian preman menghampirinya. Satu per satu mereka meminta agar foto-foto yang diambil segera dihapus tanpa memberi penjelasan.

Meski sudah memperkenalkan diri sebagai jurnalis, permintaan tetap dipaksakan. Andi menolak karena khawatir file pribadinya, termasuk foto keluarga, ikut terbuka. Ketegangan pun terjadi.

Salahsatu oknum tiba-tiba memiting lengan kiri Andi hingga meninggalkan bekas merah dan rasa sakit. Karena tangan kirinya pernah cedera, ia akhirnya terpaksa melepaskan genggaman.

“Yang memegang saya dua orang. Saya melepas karena tangan sudah ngilu dan sakit. Fokus saya saat itu adalah menyelamatkan handphone,” ucapnya.

Setelah berhasil mengambil ponsel, oknum aparat langsung menghapus foto-foto kegiatan polisi di lokasi tersebut, kemudian mengembalikannya.

Andi yang kesakitan segera pulang ke rumahnya di Cikarang Pusat ditemani Agustian. Sesampainya di rumah, ia langsung mengurut tangannya untuk mengurangi rasa nyeri.

“Sampai sekarang masih sakit,” katanya lirih.

Andi mengaku belum melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian. Ia memilih menunggu itikad baik berupa permintaan maaf dari oknum aparat yang bersangkutan.

Sementara itu, Agustian, rekan yang mendampingi Andi, mengaku baru sadar kejadian itu setelah mendengar panggilan Andi. Saat itu jarak mereka sekitar lima meter.

“Saya fokus melihat kegiatan polisi, posisi Andi ada di belakang. Pas Andi manggil agak kencang, saya nengok, ternyata dia sudah dikelilingi tiga orang,” ujarnya.

Agus menyaksikan langsung salahsatu oknum menghapus file foto dari ponsel Andi, bahkan hingga ke folder sampah. Ia sempat meminta penjelasan, namun tidak mendapat jawaban memadai. Akhirnya, ia mengikuti Andi untuk segera pulang.

Menanggapi kejadian ini, Kapolsek Cikarang Pusat, AKP Elia Umboh, mengatakan dirinya tidak berada di lokasi saat insiden terjadi. Ia berjanji akan mempertemukan semua pihak yang terlibat untuk mengklarifikasi.

“Nanti kita panggil Kanit Reskrim, penyidik yang sedang rekonstruksi, serta saksi-saksi, termasuk rekan jurnalis. Kita dudukkan bersama supaya terkonfirmasi semuanya,” jelasnya. (ris/sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |