RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan jemaah haji kloter pertama asal Kabupaten Bekasi tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Kamis (12/6). Namun, satu orang jemaah tidak dapat pulang ke tanah air bersama rombongan JKS 01 karena alasan kesehatan.
Setibanya di Asrama Haji, para jemaah mengungkapkan rasa syukur karena telah menunaikan ibadah haji dan dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan bahagia. Salah satu jemaah, Nina, menyampaikan bahwa secara umum pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan dengan lancar.
“Lancar semua, alhamdulillah baik semua,” katanya.
Kendati demikian, ia menyoroti beberapa hal yang perlu diperbaiki, terutama terkait sistem transportasi. Nina mengaku dirinya harus berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina karena tidak tersedia kendaraan.
“Cuma ada beberapa yang diperbaiki seperti akomodasi, tenda, sama transportasi. Kita sempat jalan dari Muzdalifah ke Mina, untuk makanan Alhamdulillah bagus sekali,” katanya.
Hal senada disampaikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) JKS 01 Kabupaten Bekasi, Muhtada Sobirin. Ia mengaku mengalami sejumlah kendala selama berada di Tanah Suci, terutama terkait sistem transportasi yang dinilainya buruk.
Menurutnya, sejumlah aspek perlu dievaluasi oleh pemerintah, khususnya terkait penyedia jasa atau syarikah, yakni perusahaan-perusahaan yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi untuk melayani kebutuhan jemaah haji.
“Tahun ini ada delapan syarikah. Tahun lalu hanya satu. Pemerintah Saudi ingin pelaksanaan haji lebih baik, tetapi justru banyak kendala,” ungkapnya.
Layanan transportasi menjadi persoalan paling krusial. Terjadi keterlambatan penjemputan jemaah di berbagai titik, mulai dari Mekah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan dari Muzdalifah menuju Mina.
“Bahkan ada jemaah yang tidak dijemput hingga siang, akhirnya memutuskan jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina. Itu sekitar 5 kilometer. Saya cek di Google Maps, butuh 1 jam 5 menit jalan kaki,” jelasnya.
Setibanya di Mina, masalah lain muncul. Banyak jemaah tidak kebagian maktab atau tenda penginapan karena dikelola oleh syarikah yang berbeda.
“Sampai tidur di selasar-selasar jalan. Itu memang terjadi. Ini harus jadi evaluasi serius bagi pemerintah,” katanya.
Komunikasi antara pemerintah Indonesia dan otoritas Saudi menjadi kendala tersendiri. Bahkan, menurutnya, Menteri Agama sempat mengambil alih inisiatif dengan menyewa bus sendiri demi kelancaran pergerakan jemaah.
“Pak Menteri yang memutuskan menyewa bus, bukan lagi dari syarikah. Itu luar biasa,” ujarnya.
Sore kemarin 442 jemaah JKS 01 tiba di Asrama Haji Bekasi, hanya satu orang yang belum bisa pulang karena sakit dan sedang dirawat di RS King Abdul Aziz, Jeddah.
Muhtada mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Bekasi atas doa dan dukungan selama pelaksanaan ibadah haji.
“Selebihnya sehat dan sudah tiba di Tanah Air dengan selamat. Kami bersyukur atas itu,” pungkasnya.
Muhtada berharap ke depan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi dapat mengevaluasi sistem pengelolaan syarikah, terutama dalam hal transportasi, akomodasi, dan penginapan, agar pelayanan haji berjalan lebih baik.
Kondisi satu jemaah yang terkendala kepulangannya dibenarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bekasi, Shobirin. Jemaah tersebut tidak memungkinkan untuk diterbangkan pulang ke tanah air lantaran kondisi kesehatan.
“Mudah-mudahan besok lusa sudah kembali sehat dan bisa bergabung dengan kloter berikutnya untuk pulang ke tanah air,” ungkapnya.
Secara umum jemaah dari Kabupaten Bekasi dalam kondisi baik, pihaknya tidak mendapatkan laporan kendala yang tidak tertangani. Penyelenggara ibadah haji kali ini disebut telah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Adapun laporan yang diterima adalah terkait dengan satu kloter jemaah haji dari Kabupaten Bekasi yang ditempatkan di dua hotel berbeda.”Adapun persoalan yang ada tahun ini, hanya satu kloter di tempatkan di dua hotel berbeda saja,” katanya. (sur/rez)