Oleh: Achmad Muwafi, Lc

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kesempatan untuk berbuat baik sangatlah banyak dan beragam bentuknya. Setiap amal kebaikan yang dikerjakan oleh seorang muslim akan menjadi bekal di kehidupan akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an surat Az-Zalzalah ayat 7 Allah SWT berfirman, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihat (balasannya).”
Allah SWT telah membekali manusia dengan beragam nikmat yang bisa menjadi sarana untuk berbuat kebaikan. Allah swt membekali manusia dengan mulut yang dengannya bisa berdzikir, tilawah Al-Qur’an serta menyeru kepada kebaikan dan mencegah terhadap perkara yang mungkar (amar ma’ru nahi mungkar).
Ada sepasang tangan yang dapat membantu untuk memberi dan bersedekah. Ada sepasang kaki yang bisa mengantarkan shalat berjamaah ke masjid atau ke masjis-majlis taklim dan masih banyak lagi nikmat Allah SWT yang dapat dimanfaatkan untuk berbuat amal kebaikan.
Di dalam surat Al-Isra’ ayat 7 Allah SWT berfirman, “Jika kalian berbuat baik (berarti) kalian berbuat baik itu untuk dirimu sendiri, dan jika kalian berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.
Allah SWT menyembunyikan ridha-Nya dalam kebaikan dan ketaatan. Untuk itu jangan menganggap remeh apapun bentuk kebaikan yang ada di depan mata walaupun itu terlihat kecil atau sedikit.
Karena sesungguhnya kita tidak tahu dari amal kebaikan apa yang dapat mendatangkan rahmat dan ridhanya Allah swt. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun kamu bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR. Muslim)
Kisah Imam Al-Ghazali yang membiarkan seekor lalat yang kehausan memimun tinta yang beliau pakai untuk menulis dapat dijadikan pelajaran sekaligus motivasi berharga. Dalam kitab Nashaihul Ibad, Syeh Nawawi Al-Bantani mengutip sebuah kisah tentang Imam Al-Ghazali. Ketika Imam Al-Ghazali wafat, ada seorang ulama yang merupakan teman dekatnya beliau, bermimpi, dalam mimpinya ia bertanya kepada Imam Al-Ghazali, Amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Allah swt ridha dan menempatkan engkau di tempat yang paling baik? Apakah karena kealiman dan banyaknya kitab yang bermanfaat yang engkau tulis? Imam Al-Ghazali menjawab,
“Tidak, Allah SWT memmberikanku tempat yang terbaik, karena aku menolong seekor lalat yang sedang kehausan dengan memberikan kesempatan untuk meminum tintaku. Hal itu aku lakukan karena aku sayang terhadap makhluk Allah SWT.” (*)
Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi