Fakta Seputar Daging Kambing, Sehat atau Picu Darah Tinggi? Ini Penjelasan dr. Tirta

1 week ago 19

Beranda Lifestyle Kesehatan Fakta Seputar Daging Kambing, Sehat atau Picu Darah Tinggi? Ini Penjelasan dr. Tirta

Ilustrasi daging kambing. Foto: Freepik

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Daging kambing merupakan salah satu bahan makanan yang sangat populer di berbagai belahan dunia, terutama di kawasan Asia dan Timur Tengah.

Dalam kuliner tradisional, daging kambing kerap dijadikan bahan utama untuk aneka hidangan lezat seperti gulai, sate kambing, kari, tongseng, hingga tengkleng.

Namun, di balik kepopulerannya, daging kambing sering kali mendapat stigma negatif. Banyak orang percaya bahwa konsumsi daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan kadar kolesterol. 

Tak sedikit pula yang menghindari daging ini karena menganggapnya sebagai sumber lemak jenuh yang berisiko bagi kesehatan jantung.

Menanggapi hal tersebut, dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta, memberikan penjelasan melalui akun media sosial TikTok miliknya. Ia membantah anggapan bahwa daging kambing secara langsung menyebabkan tekanan darah tinggi.

“Daging kambing, tongseng, tengkleng dan gulai itu jadi meroket (menyebabkan darah tinggi) karena komponen garam dan kecapnya yang berlebihan,” jelas dr. Tirta, dikutip Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, bukan daging kambing yang jadi biang keladi tekanan darah tinggi, melainkan bumbu dan cara pengolahannya. 

Baca Juga: Migrain Datang Tiba-Tiba? Coba 4 Cara Alami Ini di Rumah

Makanan yang diolah dengan kandungan garam tinggi, tambahan kecap manis yang berlebih, serta santan kental, memang dapat meningkatkan risiko hipertensi bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau terlalu sering.

Lebih lanjut, dr. Tirta menyebutkan bahwa daging kambing dalam kondisi segar dan belum diolah justru merupakan sumber protein hewani yang sangat baik, bahkan lebih tinggi kandungan proteinnya dibandingkan dengan daging sapi.

“Kalau daging kambingnya, malah lebih sehat, proteinnya tinggi. Malah melebihi dari sapi,” ungkapnya.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, penting untuk membedakan antara daging merah dan daging merah olahan. Daging merah mencakup semua jenis daging berotot dari mamalia seperti sapi, kambing, dan domba. Daging ini kaya akan zat besi, protein, vitamin B12, dan nutrisi penting lainnya.

Sementara itu, daging merah olahan adalah daging yang telah melalui proses pengawetan seperti diasinkan, difermentasi, diasap, atau ditambahkan bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan cita rasa. 

Contohnya adalah sosis, ham, atau dendeng. Konsumsi berlebihan terhadap daging olahan memang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker kolorektal.

Meskipun daging kambing memiliki kandungan nutrisi yang baik, konsumsinya tetap harus bijak. Kunci utamanya adalah cara pengolahan dan jumlah porsi. Mengurangi penggunaan garam, santan, serta minyak berlebih dalam masakan bisa membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Jika dikonsumsi dalam porsi wajar dan diolah dengan cara yang sehat, daging kambing justru bisa menjadi sumber protein yang sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang membutuhkan asupan zat besi tinggi, seperti ibu hamil dan penderita anemia.(ce2)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |