Beranda Berita Utama Eks Pemain Macan Kemayoran Era 80-an Asal Bekasi Umar Alatas Komentari Laga Persija vs Persib, Begini Katanya

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Persija Jakarta kembali gagal meraih kemenangan dalam 4 pertandingan terakhir, setelah ditahan imbang 2-2 oleh Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Minggu (16/2). Laga ini diwarnai aksi kericuhan usai adanya penonton gelap tim tamu yang hadir ke dalam stadion.
Eks pemain Macan Kemayoran-julukan Persija- era 80-an, Umar Alatas, memberikan komentar terkait insiden kerusuhan yang terjadi di luar lapangan usai pertandingan tersebut. Menurutnya, meski pertandingan berlangsung baik dengan kedua tim tampil bagus, ia menyoroti insiden kerusuhan antar suporter.
“Dalam pertandingan bagus ya, dua-dua tim main bagus. Kenapa mesti ada di luar ada kerusuhan?. Di dalam stadion pun pagar pada patah,” ujar Umar Alatas kepada Radar Bekasi di Stadion Mjcc Soccer Field, Senin, (17/2).
Pemain legendaris Timnas Indonesia di SEA Games 1983 Singapura itu menyesalkan insiden kericuhan yang terjadi usai laga yang disebut sebagai El Clasico Indonesia tersebut. Meski pertandingan berjalan lancar, Umar menilai kerusuhan tersebut tidak seharusnya terjadi dan menekankan pentingnya sportivitas dalam menerima hasil pertandingan dari para suporter.
“Ini pertandingannya berjalan baik, kenapa selesai-selesainya nggak bagus. Saya prihatin dengan kejadian ini, (dengan misalnya posisi,red) saya bukan mantan pemain dan saya juga bukan mantan pemain Persija. Saya melihat di situ nggak bagus lah ya, mustinya menerima,” kata Umar.
Eks pemain bertahan Persija itu juga menyoroti sikap kurang dewasanya suporter yang sulit menerima kekalahan. Menurutnya, suporter sekarang berbeda dengan eranya dulu yang lebih dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan.
“Suporter ini sekarang tidak mau menerima kekalahan, nah ini mustinya menerima. Dulu zaman saya main kekalahan menang kalah itu penontonnya dewasa ya, nggak ada keributan. Kenapa sekarang jadi pada ribut gitu ya,” imbuh Umar.
Dalam analisisnya mengenai jalannya pertandingan, Umar menilai gol pertama Persib terjadi akibat kelengahan pemain dalam mengantisipasi bola rebound, sementara gol kedua tercipta akibat kesalahan Andritany Ardhiyasa yang keluar dari gawang di momen yang tidak tepat, memberikan peluang bagi David Da Silva untuk menyamakan kedudukan.
“Ya gol pertama Persib itu bola rebound tidak ada yang datang ke pemain. Dia (Nick Kuiper) dengan luasa golnya bagus. Tapi dengan gol kedua itu salah mutlak lah Andritany kalau saya bilang,” ucap Umar.
“Kenapa dia (Andritany) keluar dengan pemain belakang yang sedang duel di situ ya kan. Andritany keluar ya akhirnya pemain Persib (David Da Silva) apalagi pemain Brazil ya kan. Dia angkat aja dia lihat kiper keluar. Coba kalau dia nggak keluar (Andritany) saya rasa itu belum tentu terjadinya gol,” imbuh Umar.
Umar juga menyayangkan adanya penonton Persib yang hadir di Stadion Patriot Candrabhaga, meskipun sudah ada larangan bagi suporter tim tamu. Meskipun tidak ada masalah jika mereka hadir tanpa menimbulkan kericuhan, Umar tetap mempertanyakan insiden yang menyebabkan korban luka di kalangan suporter.
“Nah itu yang saya bilang tidak boleh ya. Penonton Persib kan ini main di kandang Persija ibaratnya. Kan sudah dilarang penonton dari tim tamu itu tidak boleh. Kalau itu ada yang menyusup dia tidak bikin onar ya tidak jadi persoalan buat saya ya,” ujarnya.
“Nah tapi kenapa jadi ada sampai yang masuk ke rumah sakit? Ini apa? Kenapa? Gitu ya kan. Ini yang saya sesalin. Maksudnya tidak perlu terjadilah begitu pertandingan pun bagus. Dua-dua tim juga main bagus,” tandas Umar.
Di sisi lain Umar mendesak PSSI untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah insiden serupa di masa mendatang. Ia menuturkan bahwa kericuhan lebih sering terjadi sehingga Komisi Disiplin PSSI harus bertindak lebih tegas dalam menegakkan aturan.
“Ya ini PSSI mesti ngambil tindakan yang tegas lah ya. Soalnya apa? kalau tidak ditindak tegas sama PSSI ini akan terulang lagi, terulang lagi ya kan. Apalagi di divisi utama sih kita kurang begitu lah. Di divisi dua, di divisi liga empatnya, liga tiganya ini kebanyakan keributan ya. PSSI mesti ngambil tindakan. Komisi disiplin PSSI ini harus ngambil tindakan tegas,” pungkas Umar.
Lebih lanjut terakhir, Umar berharap kompetisi sepak bola Indonesia dapat berjalan lebih baik tanpa diwarnai insiden kericuhan antar supporter. Ia menekankan pentingnya kompetisi yang kondusif agar tim nasional dapat lebih mudah menemukan pemain berkualitas dari hasil liga yang sehat dan sportif.
“Mudah-mudahan kompetisi sekarang sudah mulai berjalan baik ya. Saya harapin buat tim nasionalnya pun baik lah ya. Jadi enak tim pelatih tim nasional ini tinggal melihat pemain, pemain mana yang dia inginkan ya itulah dari hasil kompetisi. Itu lah jangan sampai ada keributan lagi lah. Ya saya harap jangan sampai ada keributan lagi, jangan terulang lagi lah seperti Persija Persib lah ya,” tutup Umar. (cr1)