Beranda Bisnis DJP Jabar III Tanamkan Kesadaran Pajak kepada Ratusan Siswa SMA lewat Pajak Bertutur

RADARBEKASI.ID, BEKASI – “Kita patut bangga. Dengan pengetahuan pajak yang kalian miliki sejak dini, kelak kalian akan mampu menolong saudara-saudara kita yang kurang mampu melalui fasilitas negara,” ucap Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Bogor, Okta Maulana, saat memberikan sambutan pada kegiatan Pajak Bertutur 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat III.
Kegiatan yang mengusung tema “Generasi Muda Sadar Pajak untuk Indonesia Maju” ini diikuti ratusan siswa SMA Negeri 3 Kota Bogor sebagai upaya menumbuhkan literasi pajak sejak dini.
“Pajak Bertutur ini semata-mata untuk memberikan kesadaran sejak dini sebelum memasuki dunia nyata, yaitu dunia kerja. Setelah kalian memperoleh penghasilan, sudah ada kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi,” ujar Kepala Kanwil DJP Jawa Barat III Romadhaniah.
Lebih lanjut, Romadhaniah menekankan betapa vitalnya peran pajak sebagai tulang punggung pembangunan Indonesia.
“Pada APBN 2025, Indonesia memiliki Anggaran Pendapatan Negara sebesar Rp3.005,12 triliun dan Anggaran Belanja Negara sebesar Rp3.621,31 triliun.
Dari total pendapatan tersebut, penerimaan pajak menyumbang Rp 2.490,9 triliun (Rp2.189,3 triliun dari pajak dan Rp301,6 triliun dari bea cukai),” jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Okta Maulana menyampaikan bahwa jalan raya, gedung sekolah, beasiswa, hingga makanan bergizi gratis semuanya dibiayai dari pajak.
“Maka, pajak itu menghidupi kebutuhan bangsa dan menyejahterakan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jawa Barat III Budi Hernowo menambahkan bahwa DJP bertugas mengumpulkan penerimaan negara, sedangkan kewenangan pemanfaatannya berada pada kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah sesuai prioritas pembangunan nasional maupun daerah.
Selain penyampaian materi, Pajak Bertutur juga diwarnai dengan berbagai simulasi dan
permainan edukasi pajak. Melalui simulasi penerimaan negara, siswa diajak memahami siklus anggaran dan pemanfaatan pajak dengan media sederhana.
Bola plastik yang dikumpulkan ke
dalam kardus menggambarkan berbagai sumber penerimaan negara, dengan pajak sebagai kontribusi terbesar. Bola-bola tersebut kemudian disatukan dalam kardus berlabel APBN dan diolah menjadi bangunan miniatur yang melambangkan alokasi anggaran untuk pembangunan.
Para siswa juga mendaur ulang galon bekas menjadi pot tanaman secara gotong royong sebagai simbol pentingnya mengurangi sampah plastik dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Pesan yang ingin disampaikan ialah bahwa berkurangnya sampah plastik tidak
hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga membantu negara menghemat anggaran penanggulangan bencana dan perbaikan fasilitas umum, sehingga pajak dapat difokuskan pada program prioritas. (*)