Chemistry Pasangan Ade-Asep Diuji saat Memimpin Kabupaten Bekasi, Konflik Kepentingan Potensi jadi Pemantik  

3 weeks ago 45

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Keharmonisan antara Bupati dan Wakil Bupati Bekasi terpilih, Ade Kuswara Kunang dan Asep Surya Atmaja, dalam memimpin Kabupaten Bekasi selama lima tahun ke depan bakal diuji seiring berjalannya tugas mereka di eksekutif.

Ada sejumlah faktor yang berpotensi mengganggu chemistry mereka. Salah satunya keinginan untuk mengakomodasi gerbong masing-masing di eksekutif maupun di luar eksekutif berpotensi menjadi pemantik.

“Manusia itu belum menjadi siapa-siapa, kita belum tahu persis karakter yang aslinya. Kita bisa liat nanti empat bulan berikutnya setelah dia menjabat. Setelah dia merasa punya jabatan dan kekuasaan, maka akan melahirkan sebuah ego,” ujar Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, kepada Radar Bekasi, Kamis (13/2).

Berkaca dari pasangan Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya yang akhirnya bersaing di Pilkada menandakan dugaan adanya ketidakcocokan saat menjabat.

“Kalau bicara kemungkinan pasti ada. Karena di politik ini jangan mereka yang masih muda, yang sudah tua saja apabila terjadi konflik kepentingan yang melahirkan kepentingannya masing-masing, maka egoismenya akan lahir. Dan masing-masing akan mengikuti ego tersebut,” sambung pria berkumis tebal ini.

BACA JUGA: Pengamat Politik: Transisi Kepemimpinan di Kabupaten Bekasi Tak Boleh Pengaruhi Kinerja DPRD

Dalam kondisi seperti itu, kata Roy, yang perlu dilakukan bagaimana masing-masing pemimpin mampu mengendalikan ego untuk menghindari terjadinya konflik.

“Nanti tergantung mereka mampu nggak mengendalikan egoismenya masing-masing, karena itu nanti akan dilandasi oleh kepentingan. Tapi kalau kepentingannya untuk rakyat Bekasi, saya pikir tidak akan terjadi konflik internal antara bupati dan wakil bupati,” ucapnya.

“Makanya komunikasi, konsolidasi antara bupati dan wakil bupati, mengenai pembagian job description. Ini tentu mereka harus duduk bareng, karena masing-masing pada punya kepentingan dan masing-masing punya jaringan,” ungkapnya.

Sementara itu, Mantan Wakil Bupati Bekasi periode 2012-2017, Rohim Mintareja, tidak menampik kemungkinan terjadinya keretakan hubungan antara kedua pimpinan tersebut. Salah satu faktor pemicunya perbedaan partai. Menurutnya, setiap kepala daerah pasti ingin partainya menjadi besar dan berkuasa di parlemen.

“Ini sangat-sangat tergantung karakter bupatinya. Kalau bupatinya karakter serakah, nggak ngasih kesempatan ke wakilnya, itu yang bikin perpecahan biasanya. Apalagi kalau wakil bupatinya nggak memahami tugas pokok fungsinya wakil bupati. Dia bisa beranggapan, gua dipilih bareng-bareng, padahal tugas dan tupoksinya wakil bupati ada ranah-ranahnya,” kata Rohim.

“Jadi ada kepentingan politik masing-masing untuk kedepannya. Tapi tergantung orangnya, kalau kemungkinan mah ada,” sambungnya.

Oleh karena itu, Politikus yang sudah malang melintang di sejumlah partai politik ini menyarankan, agar bupati dan wakil bupati Bekasi harus saling menghargai jabatannya.

“Ya, antara bupati dan wakil bupati harus bersinergi, saling menghargai jabatannya. Walaupun kewenangannya ada di bupati, tapi wakil bupati harus dikasih kesempatan, berikan tugas di luar ketentuan perundang-undangan. Itu yang akan menjadi harmonis,” ungkapnya.

Di sisi lain, Partai Buruh Kabupaten Bekasi, sebagai salah satu partai pengusung, menepis kemungkinan terjadinya keretakan antara pasangan Ade-Asep.

Mereka menyebutkan bahwa hubungan antara Partai Buruh yang mengusung Asep Surya Atmaja dan PDI Perjuangan yang mengusung Ade Kuswara Kunang akan terus terjalin selama dua periode.

“Nggak lah (terjadi keretakan). Kalau bicara hari ini kita ada MoU, kita ingin bagaimana nanti dua periode Ade-Asep ini,” ucap Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Exco Nasional Partai Buruh, Amir Mahfud, kepada Radar Bekasi.

“Kita menghormati. Artinya, mungkin Ade Kuswara atau PDIP hari ini di atas kita, makanya posisi kita adalah tinggal bargaining position saja, berbagi kue kekuasaan. Kita pada prinsipnya satu periode ini, kita sama-sama ingin mengangkat Partai Buruh ke depan, misalkan tujuh kursi, dengan kita punya wakil, berarti kita punya sumber daya,” sambung Amir, yang merupakan Sekjen Aliansi Buruh Bekasi Melawan (BBM) ini. (pra)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |