Beranda Bisnis Busro: Prolanis Solusi Preventif untuk Masa Depan Kesehatan Bangsa

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan terus memperkuat pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Program ini menjadi salah satu strategi penting dalam pengendalian penykit kronis di Indonesia yang jumlah penderitanya terus meningkat, seperti diabetes melitus dan hipertensi
Memiliki riwayat hipertensi tak membuat Busro (63) kehilangan semangat hidup. Saat ditemui Tim Jamkesnews pada 28 Februari lalu, Busro mengaku awalnya menganggap hipertensi sebagai penyakit umum bagi lansia.
Namun, setelah mendapat penjelasan dari tenaga medis di puskesmas, ia menyadari bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu penyakit serius seperti jantung, stroke, hingga gangguan saraf. Sejak itu, ia rutin memeriksakan diri dan mengikuti Prolanis atas saran tenaga medis.
“Saya sudah setahun terakhir bergabung menjadi peserta Prolanis. Sebelum ikut Prolanis, saya tidak pernah cek tekanan darah secara rutin. Namun setelah ikut, saya jadi terbiasa kontrol tekanan tiap bulan. Dokternya sabar, selalu memberi penjelasan dan saya merasa diperhatikan. Sekarang saya lebih tenang dan tahu bagaimana menjaga tekanan darah saya agar tetap stabil. Alhamdulillah sudah jarang merasa pusing seperti dulu,” ujarnya.
Dalam Prolanis ini, banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan peserta. Kegiatannya berupa konsultasi medis, klub Prolanis, home visit, penyuluhan kesehatan, senam Prolanis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan status kesehatan.
“Anggota Prolanis di tempat saya ada sekitar 25 orang. Dalam setiap bulan ada jadwal tertentu untuk kita datang senam dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Kalau kebetulan ada keluhan juga bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter saat kegiatan Prolanis. Layanan Prolanis sejauh ini bagus dan kegiatannya sangat bermanfaat. Saya merasa lebih sehat dengan mengikuti senam, hati juga jadi senang karena bertemu banyak teman yang hampir semua usianya sebaya dengan saya,” jelas Busro.
Busro mengakui bahwa dengan mengikuti Prolanis dapat menciptakan komunitas yang positif dengan saling berbagi pengalaman dan saling memberikan semangat.
“Rasanya seperti punya keluarga baru. Kami saling menyemangati untuk tetap sehat. Dulu saya merasa sendiri dengan penyakit ini, tapi sekarang saya merasa didampingi dan diperhatikan,” jelas Busro.
Mengakhiri perbincangan, Busro mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena telah menciptakan Prolanis dan sudah merasakan langsung manfaat dari program ini. Ia berharap agar informasi tentang Prolanis dapat disebarluaskan lagi secara massif kepada masyarakat, agar masyarakat bisa tertarik mengikuti Prolanis.
Menurutnya, Prolanis merupakan program yang sangat baik, namun masih belum banyak diketahui masyarakat. Ia menilai hal ini menjadi tantangan besar bagi BPJS Kesehatan, khususnya dalam menyampaikan informasi kepada peserta yang menderita penyakit kronis agar mereka dapat bergabung.
“Soalnya banyak peserta yang masih menganggap remeh penyakit hipertensi dan penyakit kronis lainnya. Masih banyak juga orang yang tidak tahu tentang apa sih Prolanis itu. Saya harap informasi disebarkan lebih luas lewat bisa lewat komunitas, RT, masjid, gereja, dan media sosial. Ini program bagus, sayang kalau tidak dimanfaatkan,” tuturnya.
Selain itu, dia berharap agar Prolanis ini tidak hanya dilakukan di kota besar saja, tapi sampai ke daerah terpencil.
“Kalau di daerah terpencil kan jarak puskesmasnya jauh jadi kalau bisa pihak BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan puskesmas menyediakan layanan keliling atau pos pelayanan prolanis agar para lansia dapat dengan mudah memeriksakan kesehatannya,” tutupnya. (*)