
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bank sampah di Kota Bekasi berhasil mereduksi hampir 800 ton sampah sepanjang 2024 dengan nilai ekonomi mencapai miliaran rupiah. Tren ini diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah bank sampah dan dukungan regulasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Data terbaru mencatat, hingga pekan lalu terdapat 443 bank sampah di Kota Bekasi, 300 di antaranya aktif. Jumlah ini naik dibandingkan 2023 yang hanya 413 unit dengan 260 unit aktif. Dari pengelolaan sepanjang 2024, total 781 ton sampah berhasil direduksi, terdiri atas sampah anorganik dengan nilai ekonomi Rp1,4 miliar lebih dan sampah organik senilai Rp83 juta.
“Bank sampah yang paling bagus, tabungannya bisa sampai Rp100 juta per tahun. Saat ini ada sekitar 30 ribu KK yang tercatat sebagai nasabah,” ungkap Direktur Bank Sampah Induk Patriot (BSIP), Mulyanto Diharjo, Minggu (7/9).
Menurut Mulyanto, capaian ini menjadi modal penting untuk memperbaiki tata kelola sampah, terlebih mayoritas bank sampah tumbuh secara mandiri tanpa paksaan regulasi pemerintah. Ia optimistis, kebijakan Pemkot yang menjadikan pemilahan sampah sebagai syarat pencairan dana hibah RW akan mempercepat pertumbuhan bank sampah di seluruh wilayah.
“Pak Wali punya alasan kuat untuk itu. Dengan aturan tersebut, saya yakin semua RW akan mau mendirikan bank sampah,” ujarnya.
Mulyanto menyebut permintaan sosialisasi meningkat tajam sepanjang 2025, bahkan sebelum kebijakan itu diumumkan. Dalam satu pekan, pihaknya bisa menerima hingga 10 undangan sosialisasi dari warga maupun pengurus RW.
“Motivasi masyarakat sudah cukup bagus. Kesadaran untuk menjaga lingkungan bersih terus tumbuh. Dengan adanya syarat ini, langkahnya semakin tepat,” tambahnya.
Ia meyakini, jika pemilahan sampah di tingkat rumah tangga berjalan optimal, hanya sekitar 20 persen dari total produksi sampah Kota Bekasi yang akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).(sur)