7 Etika Bertamu yang Baik saat Lebaran Idul Fitri Menurut Ajaran Islam

2 days ago 6

Beranda Lifestyle 7 Etika Bertamu yang Baik saat Lebaran Idul Fitri Menurut Ajaran Islam

Ilustrasi bersilaturahmi. Foto: freepik

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Silaturahim atau bertamu ke rumah kerabat, sahabat, dan teman sudah menjadi tradisi mayoritas umat Islam setelah melaksanakan shalat Idul Fitri. Bagi sebagian Muslim, kegiatan ini bisa berlangsung lebih dari satu atau dua hari, tergantung pada faktor jarak tempuh dan banyaknya keluarga yang perlu dikunjungi. 

Tradisi ini memiliki makna yang sangat mulia, yaitu untuk saling bermaaf-maafan dan mempererat tali persaudaraan. Dalam Islam, menjaga silaturahim sangat dianjurkan, bahkan dianggap sebagai amalan yang membawa berkah. 

Oleh karena itu, melansir dari NU Online, etika bertamu yang baik juga perlu diperhatikan agar silaturahmi berjalan dengan lancar dan penuh keberkahan, diantaranya:

1. Niat Silaturahmi yang Tulus

Setiap perbuatan tergantung pada niatnya, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah SAW. Sebelum bertamu, hendaknya diniatkan dengan tulus untuk menyambung hubungan persaudaraan, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan membawa kebahagiaan bagi orang yang dikunjungi. Dengan niat yang baik, kunjungan kita akan membawa manfaat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

2. Memperhatikan Waktu yang Tepat

Saat ingin bertamu, penting untuk memperhatikan waktu yang tepat agar tidak mengganggu kenyamanan tuan rumah. Hindari berkunjung pada waktu istirahat atau saat mereka baru pulang dari bepergian. Sebaiknya, konfirmasi terlebih dahulu jika memungkinkan, sehingga tuan rumah dapat bersiap menyambut kedatangan tamu dengan lebih baik.

3. Tidak Terburu-Buru, tapi Juga Tidak Berlama-Lama

Bertamu hendaknya tidak dilakukan dengan terburu-buru, tetapi juga tidak berlama-lama kecuali memang diminta oleh tuan rumah. Rasulullah SAW menganjurkan bahwa jika harus menginap, sebaiknya tidak lebih dari tiga hari. Dengan demikian, tuan rumah tidak merasa terbebani dan suasana silaturahmi tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga: 5 Topik Pembicaraan yang Sebaiknya Tidak Dibahas saat Momen Lebaran

4. Tidak Memilih-Milih Orang yang Dikunjungi

Seorang Muslim hendaknya tidak membeda-bedakan orang yang ingin dikunjungi berdasarkan kelas sosial atau kondisi ekonomi mereka. Semua orang berhak mendapatkan silaturahmi yang baik, baik kaya maupun miskin. Dengan bersikap demikian, silaturahmi dapat terjalin dengan lebih luas dan tidak hanya terbatas pada orang-orang tertentu saja.

5. Tidak Bertujuan Mencari Makan Gratis

Menjaga niat saat bertamu sangatlah penting. Jika mendapatkan jamuan dari tuan rumah, hendaknya disyukuri dan diniatkan untuk menuai keberkahan makan bersama. Namun, tidak sepatutnya menjadikan bertamu sebagai ajang mencari makan gratis atau mengharapkan jamuan dari orang yang dikunjungi.

6. Menjaga Sikap dan Sopan Santun

Saat berkunjung, hendaknya menjaga tata krama dengan berbicara sopan, tidak terlalu keras, dan tidak bersikap berlebihan. Selain itu, tamu juga sebaiknya menghormati adat istiadat dan kebiasaan tuan rumah agar silaturahmi tetap berlangsung dengan harmonis.

7. Tidak Pamer Kekayaan

Ketika bertamu, sebaiknya tidak berpenampilan secara berlebihan atau sengaja memamerkan harta benda yang dimiliki. Hal ini dapat membuat orang yang dikunjungi merasa minder, malu, atau tidak nyaman. Islam mengajarkan kesederhanaan dalam segala hal, termasuk dalam berpenampilan dan bersikap.

Dengan menerapkan etika bertamu yang baik, silaturahmi saat Lebaran akan menjadi momen yang penuh berkah, mempererat hubungan antar sesama, dan mencerminkan akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam.(ce2)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |