Realisasi Investasi 2024 Kota Bekasi Capai Rp13,7 Triliun

4 weeks ago 28

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kota Bekasi kembali mencatatkan kinerja impresif dalam investasi. Realisasi investasi  2024 melampaui target, mencapai 103 persen dari proyeksi Rp13,2 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi, Dicky Irawan, mengungkapkan bahwa hingga akhir 2024, realisasi investasi tercatat sebesar Rp13,7 triliun.

“Laporan terakhir di triwulan keempat berdasarkan rilis BKPM, realisasi investasi di Kota Bekasi mencapai Rp13,708 triliun,” ujarnya, Kamis (13/2).

Dari total investasi, sektor tersier mendominasi dengan nilai Rp10,5 triliun. Properti, kawasan industri, dan perkantoran menjadi penyumbang terbesar dengan Rp2,1 triliun.

Sementara itu, sektor sekunder—termasuk perdagangan, jasa, dan industri barang jadi—menyumbang Rp3 triliun. Adapun sektor primer, seperti pertanian dan perikanan, hanya menyumbang Rp103 miliar.

BACA JUGA: DPMPTSP Kota Bekasi Kajian Pembebasan Retribusi PBG dan BPHTB

“Investasi di sektor tersier memang tinggi karena ada aktivitas konstruksi dan pengadaan tanah. Misalnya, pembangunan Tol Cibitung-Cimanggis yang berjalan tahun lalu,” tambah Dicky.

Meski ruang kota semakin padat, Dicky optimistis investasi akan terus tumbuh, mengacu pada Jakarta yang tetap menjadi magnet investasi meski mengalami kepadatan serupa.

“Kita optimistis karena kita kota besar. Jakarta pun masih sangat besar,” ucapnya.

Optimisme ini diperkuat dengan rencana pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang diharapkan memicu pertumbuhan properti vertikal, pusat perbelanjaan, dan investasi di sektor transportasi.

Namun, apakah kepadatan ruang tidak akan menjadi penghambat di masa depan? Evaluasi dampaknya terhadap investasi baru akan dilakukan pada akhir 2025.

“Kalau nanti terlihat ada dampak negatif, kita bisa ambil langkah strategis. Tapi sejauh ini, investasi punya pola dan pertimbangan bisnis tersendiri,” kata Dicky.

BACA JUGA: Penghapusan BPHTB untuk MBR Dinilai Bisa Berdampak pada PAD Kota Bekasi

Dalam peta investasi Jawa Barat, Kota Bekasi berada di peringkat keempat setelah Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Bogor. Keunggulan geografis—berbatasan dengan Jakarta dan Kabupaten Bekasi—serta populasi besar menjadi daya tarik utama bagi investor.

Data menunjukkan, investasi masih didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,87 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat Rp5,83 triliun.

Pengamat Ekonomi STIE Mulia Pratama, Andi Muhammad Sadeli, menilai Kota Bekasi perlu mengadopsi strategi jangka panjang agar tetap kompetitif. “Kota ini perlu memperjelas identitas industri yang ingin dikembangkan. Branding kota sangat penting, apakah Bekasi akan menjadi kota industri, kota digital, atau pusat logistik?” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya insentif dan kemudahan perizinan untuk sektor yang ditargetkan. Salah satu opsi adalah menarik investasi di sektor teknologi dan ekonomi digital. “Bekasi punya modal besar dengan populasi tinggi dan penetrasi digital yang kuat. Investasi bisa diarahkan ke pusat data, startup, dan ekosistem AI,” tambahnya.

BACA JUGA: Transaksi Properti Minim, Torehan BPHTB Anjlok di Kota Bekasi

Di sektor properti, Andi menyoroti tren superblok, di mana hunian tidak hanya vertikal tetapi juga mengintegrasikan area perkantoran, pusat bisnis, dan fasilitas lain dalam satu kawasan.

Selain itu, pengembangan kawasan logistik dan distribusi masih sangat menjanjikan mengingat Bekasi adalah kota penyangga utama Jakarta. “Sektor ini tetap potensial, apalagi jika didukung kebijakan yang tepat,” ujarnya.

Di sisi lain, sektor ekonomi kreatif dan pariwisata urban juga direkomendasikan sebagai opsi diversifikasi ekonomi. Namun, tanpa perencanaan matang dan strategi jitu, pertumbuhan investasi di Kota Bekasi bisa melambat dalam beberapa tahun ke depan.(sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |