Beranda Berita Utama Ormas Gunakan Proposal untuk Tekan Perusahaan, Dampaknya Bisa Merugikan Investasi di Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan, Sosial, dan Keamanan Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Darwoto, mengakui bahwa aktivitas organisasi masyarakat (ormas) mengganggu investasi memang terjadi di berbagai daerah industri, termasuk Kabupaten Bekasi.
Darwoto mengungkapkan bahwa modus gangguan yang sering terjadi terkait tekanan dari kelompok tertentu, seperti ormas, yang mengajukan proposal kerja sama. Jika proposal tersebut ditolak, mereka kerap mengirimkan surat unjuk rasa hingga melakukan aksi demonstrasi.
“Biasanya mereka datang membawa proposal, lalu menekan perusahaan agar menerima. Jika ditolak, mereka mengirimkan surat hingga menggelar aksi. Hal ini harus dicegah karena bisa merugikan investasi,” kata Darwoto.
Darwoto menekankan pentingnya komunikasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan pihak industri untuk mengatasi potensi gangguan tersebut.
BACA JUGA: Pagar Laut di Perairan Tarumajaya Dibongkar, Perusahaan Klaim Rugi Investasi Rp200 Miliar
“Harus ada koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, aparat keamanan seperti kepolisian, serta pihak industri agar potensi gangguan terhadap investasi dapat diminimalisir,” ujar Darwoto.
Menurutnya, meskipun masih ada gangguan, iklim investasi di Kabupaten Bekasi tetap menjanjikan. Posisi strategis Bekasi sebagai gerbang utama dari Jakarta dan sebagai pelopor pengembangan kawasan industri di Indonesia menjadikannya tetap menarik bagi investor.
“Investasi di Kabupaten Bekasi masih cukup menjanjikan. Karena bagaimana pun juga Bekasi gerbang pertama dari Jakarta, kalau mau ke koridor Jakarta itu ke Bekasi dulu dan itu merupakan pelopor pengembangan kawasan industri di Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan gangguan ini sudah berlangsung lama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berimbas pada berkurangnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Bekasi.
“Secara nasional, dampaknya bisa mencapai triliunan rupiah karena investasi satu perusahaan saja sangat besar. Jika perusahaan yang sudah masuk merasa terganggu, mereka akan menceritakan pengalaman buruknya kepada calon investor lain. Ini yang harus kita antisipasi bersama,” ucapnya. (and)