RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Bekasi yang sehari-hari menggunakan ojek online (ojol) mesti memperhitungkan dengan cermat perjalanan hari ini, Selasa (20/5).
Pasalnya, jumlah pengemudi ojol diperkirakan akan berkurang drastis karena adanya rencana mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran di berbagai titik di Jakarta.
Mereka mengusung sejumlah tuntutan, seperti pemangkasan potongan biaya aplikasi menjadi 10 persen, payung hukum bagi mitra ojol, serta revisi tarif diskon penumpang.
Salah satu perkumpulan pengemudi ojol yang turut ikut unjukrasa adalah Patriot Gograber. Mereka tergabung dalam Aliansi Pengemudi Ojol Bersatu (APOB). Ribuan pengemudi dari wilayah Jakarta Timur, Kota dan Kabupaten Bekasi, serta Karawang dijadwalkan bergerak ke Jakarta pagi ini.
Ketua Patriot Gograber, Jumari, menyebutkan bahwa salah satu tuntutan utama adalah pengurangan potongan aplikasi menjadi 10 persen dari yang semula 20-30 persen.
“Yang tadinya 20 sampai 30 persen, kita perjuangkan untuk 10 persen potongannya,” katanya, Senin (19/5).
Selain itu, mereka menolak sistem order Argo Goceng (Aceng) dan sistem Slot, yang dinilai merugikan pengemudi. Pihaknya juga menuntut pemerintah segera menerbitkan regulasi yang jelas dan tegas mengenai transportasi online roda dua.
“Kalau aturan itu ada, kita masuk dalam aturan undang-undang terkait driver roda dua, apa yang dilakukan oleh aplikator itu terbantahkan semua. Intinya kita ingin driver itu masuk dalam undang-undang atau aturan Kemenhub, belum jelas kita semalam ini,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini ada 320 komunitas pengemudi ojol yang tergabung di sepanjang jalur timur Bekasi. Mereka dijadwalkan berangkat ke Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB.
Selain turun ke jalan, para pengemudi juga akan mematikan aplikasi sebagai bentuk solidaritas. Jumari mengimbau agar rekan-rekan pengemudi yang tidak ikut aksi tetap mendukung dengan tidak menerima orderan.
“Kita minta teman-teman off bid, jangan ada yang menyalakan aplikasi. Kalau memang tidak mau ikut demo ke Jakarta minimal hargai kita yang berjuang,” tambahnya.
Kabar ini membuat warga Bekasi yang sehari-hari menggunakan transportasi online memikirkan alternatif transportasi untuk digunakan hari ini. Aisyah (42) contohnya, ia sehari-hari pergi dan pulang bekerja menggunakan ojol.
Ia mengaku memahami apa yang dilakukan oleh para pengemudi ojol untuk menuntut hak nya. Menurutnya, banyak alternatif transportasi yang bisa digunakan, meskipun tidak semudah dan semurah ojol.
“Mungkin besok bersiap untuk memakai alternatif transportasi yang lain, ada ojek pangkalan paling kita alternatifnya, atau untuk mobilnya juga ada yang online,” ungkapnya.
Informasi sementara yang ia dapat kemarin, tidak semua pengemudi ojol mematikan aplikasi secara massal di Bekasi.
“Tapi besok lihat saja deh, semu mematikan aplikasi atau tidak di area Bekasi,” ucapnya.
Jika tidak ada angkutan online sama sekali atau tidak sebanyak hari-hari biasanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memastikan moda transportasi lain siap untuk melayani warga Bekasi.
“Insya Allah siap. Angkutan kota kita, BisKita, kemudian beberapa angkutan massal kita juga siap,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Zeno Bachtiar.
Pihaknya telah menerima informasi tentang rencana aksi pengemudi ojol dari pihak kepolisian. Petugas dari Dinas Perhubungan kata dia, akan membantu kelancaran dan keamanan aksi tersebut di wilayah Kota Bekasi.
Ia menyarankan kepada masyarakat yang sehari-hari menggunakan ojol untuk mempersiapkan perjalanannya dengan baik. Selain itu, ia juga menyarankan kepada masyarakat untuk bijak dalam memilih rute perjalanan guna menghindari hambatan lalu lintas.
“Berikutnya, yuk kita gunakan fasilitas lalu lintas yang ada, lalu gunakan angkutan umum yang ada,” tambahnya.
Menyikapi rencana aksi unjuk rasa dan mematikan aplikasi secara massal tersebut, manajemen Maxim Indonesia mengimbau kepada seluruh pengemudi Ojol untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.
“Bahwa Maxim Indonesia sudah mengimbau para driver-driver dan mitra kami untuk bisa tetap menjalankan aktivitasnya dan menerima orderan,” kata Government Relations Specialist Maxim Indonesia, Muhammad Rafi Assagaf dikutip dari JawaPos.com.
Ia juga menegaskan bahwa secara prinsip Maxim Indonesia tidak mengenakan potongan sampai dengan 50 persen. Pihaknya memastikan potongan tetap sesuai aturan, yakni maksimal sebesar 20 persen.
Menanggapi tuntutan penurunan biaya aplikasi sampai 10 persen, ia justru mempertanyakan alasannya.
“Kenapa sih tuntutannya 10 persen? Kenapa enggak langsung 5 persen atau 3 persen, kenapa harus 10 persen? Nah, itu yang mungkin saya tanyakan, dari tadi kan mungkin dari kami, kami selalu dipertanyakan komisi untuk apa,” ungkapnya.
Dalam penerapannya di lapangan kata Rafi, justru setiap aplikator yang ada di Indonesia masih menyesuaikan dengan aturan yang ada. Bahkan Maxim sendiri, berkisar antar 13 sampai 15 persen untuk kendaraan roda empat.
Komisi tersebut dipergunakan untuk pengembangan kantor cabang, gaji karyawan, hingga inovasi platform. Di tengah kabar aksi yang akan digelar hari ini, pihaknya terbuka untuk menerima keluh kesah para pengemudi online di kantornya.
“Direktur kami bahkan juga turun langsung ke lapangan beberapa kali di daerah Tegal, untuk menemui mereka. Kami bisa sampaikan kalau Maxim sampai saat ini juga kita menjalin komunikasi kepada driver-driver kami,” tambahnya.
Sementara itu, Polisi telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk menghadapi demo ojol yang akan digelar besok di beberapa titik, termasuk Medan Merdeka, Bundaran Patung Kuda, dan seputaran DPR.
Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argowiyono mengatakan pengalihan lalu lintas akan dilakukan jika diperlukan, namun sifatnya situasional.
“Pengalihan ini sifatnya insidentil. Maksudnya kita lagi analisa, sejauh mana sekiranya potensi-potensi. Intinya kalau pengalihan itu sudah pilihan terakhir,” katanya kepada awak media.
Diungkapkannya, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menghindari area-area yang akan digunakan untuk demo ojol besok. “Kita imbau ke masyarakat supaya menghindari area seputaran Medan Merdeka, Bundaran Patung Kuda, sama seputaran DPR,” ungkapnya.
Untuk skema pengalihan lalu lintas, polisi masih melakukan analisis dan akan membuat flyer untuk informasi lebih lanjut. “Ini sedang kita buat. Seperti biasanya kalau seputaran di Patung Kuda nanti pengalihannya kita belokkan ke Budi Kemuliaan,” terangnya.
Ketua Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan dalam aksi ini, ojol akan melakukan pelumpuhan pemesanan penumpang, makanan dan pengiriman barang melalui aplikasi secara massal dengan cara mematikan aplikasi mulai jam 00.00 sampai dengan jam 23.59 WIB. (sur/jpc)