Menomorsatukan Allah Ta’ala

6 hours ago 8

Oleh: Achmad Muwafi, Lc Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setiap muslim harus menjadikan Allah SWT sebagai prioritas dalam keadaan bagaimanapun dan sampai kapan pun. Menyerahkan seluruh kebutuhan dan segala permasalahan hidupnya kepada Allah SWT, bukan kepada makhkuk-Nya.

Diterangkan dalam ayat kedua dari surat Al-Ikhlas, Allah swt berfirman, ‘Allah tempat bergantung (tempat meminta segala sesuatu}.” Ayat ini menegaskan bahwa tempat semua makhluk bersandar dan meminta pertolongan hanyalah kepada Allah SWT.

Dari Ibnu Abbas ra mengatakan, pada suatu hari aku pernah dibonceng Nabi Muhammad SAW dan beliau bersabda, “Wahai remaja, jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati-Nya selalu hadir di hadapanmu. Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

Semua bentuk pertolongan hanyalah Allah SWT satu-satunya yang akan memberikannya. Maka mintalah pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT meskipun itu untuk urusan yang sangat kecil. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya kepada Tuhan, sampai pun ketika meminta garam, sampai pun meminta tali sandalnya ketika putus.”

Hadits ini mengandung makna bahwa umat muslim dianjurkan untuk senantiasa berdoa dan meminta segala sesuatunya hanya kepada Allah swt, sekecil apapun itu, bahkan terhadap hal-hal yang dianggap remeh seperti garam atau tali sepatu sebagai bentuk ketundukan dan ketergantungan seorang hamba kepada Allah SWT, bukan karena garam dan tali sepatunya.

Dikisahkan ada tiga orang yang terjebak di dalam sebuah gua. Kisah ini dimulai ketika turun hujan dan mereka berteduh dalam gua. Tiba-tiba sebongkah batu besar jatuh menutup mulut gua dan mengurung ketiga orang tersebut. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menggeser batu besar itu. Dan yang dapat mereka lakukan hanyalah berdoa dan menyerahkan segala urusannya itu kepada Allah SWT.

Masing-masing mereka berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih. Orang pertama berdoa dengan menyebutkan amal perbuatan baiknya yaitu memprioritaskan berbakti kepada orang tua dibanding yang lain. Orang kedua berdoa dengan perantara amal shalih yaitu menghindari diri dari perbuatan zina.

Orang yang ketiaga berdoa dan menyebutkan amal baiknya yaitu kewajiban memenuhi hak seorang pelayan (buruh). Dan akhirnya mereka bertiga pun bisa keluar dan selamat dari dalam gua atas pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. (*)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |