Beranda Berita Utama DPRD Kota Bekasi Desak Kontraktor SPAM Buaran Kembalikan Fungsi Polder Kalimati

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kontraktor proyek pemasangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Buaran PAM Jaya DKI Jakarta didesak segera mengembalikan kondisi polder Kalimati seperti semula. Pasalnya, polder yang seharusnya berfungsi sebagai penampungan air justru ditimbun material bekas galian proyek.
Desakan ini disampaikan Anggota DPRD Kota Bekasi, Samuel Sitompul, setelah meninjau langsung lokasi pada Senin (17/2). Ia menilai tindakan kontraktor tidak masuk akal dan berpotensi memperparah risiko banjir di kawasan tersebut.
“Tidak ada logika yang membenarkan polder, yang fungsinya sebagai penampungan air, justru dijadikan tempat pembuangan tanah urugan. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegas Samuel.
Kunjungan Samuel dilakukan setelah menerima laporan dari warga RW 024 Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur. Ia pun segera berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lurah, camat, dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi. Namun, mengejutkannya, pemerintah setempat justru mengaku tidak mengetahui adanya aktivitas pembuangan material di polder tersebut.
Kontraktor Harus Bertanggung Jawab
Samuel meminta pemerintah segera mencari kontraktor proyek dan menuntut mereka bertanggung jawab dengan melakukan pengerukan ulang terhadap tanah yang telah dibuang ke polder.
“Saya akan mengawal penuh agar penggalian kembali dilakukan. Polder itu harusnya dikeruk, bukan malah ditimbun,” tegas legislator dari Dapil Bekasi Timur dan Bekasi Selatan tersebut.
BACA JUGA: Khawatir Banjir Parah, Warga Protes Pemasangan SPAM di Poncol Bekasi Timur
Ia juga menekankan bahwa proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), yang seharusnya sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk pembuangan material galian tanpa merusak infrastruktur eksisting.
Berdasarkan laporan warga Perumahan Villa Kartini, ada sekitar 10 truk besar yang mengangkut material galian menuju lokasi polder Kalimati. Kondisi ini dianggap berbahaya, mengingat polder tersebut sudah sering penuh saat hujan deras turun selama dua jam saja.
Samuel mengingatkan bahwa jika kondisi ini dibiarkan, fungsi polder sebagai sarana mitigasi banjir bisa terganggu, berpotensi memperburuk masalah genangan di kawasan sekitarnya.
“Kami tidak akan tinggal diam. Kontraktor harus bertanggung jawab dan pengerukan harus segera dilakukan,” pungkasnya.(sur)