“Bupati si Raja Tega”, Luapan Kekecewaan Warga SS Sukatani Jelang Penertiban

2 weeks ago 25

Beranda Cikarang “Bupati si Raja Tega”, Luapan Kekecewaan Warga SS Sukatani Jelang Penertiban

BONGKAR MANDIRI: Warga membongkar bangunan di bantaran SS Sukatani, Desa Karangraharja, Cikarang Utara, Minggu (19/10). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Coretan merah bertuliskan “Bupati si Raja Tega” tampak mencolok di tembok sebuah rumah bercat hijau yang berdiri di bantaran Sungai Sekunder (SS) Sukatani, Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Minggu (19/10).

Tak jauh dari lokasi itu, terbentang spanduk besar bertuliskan, “Kami ini manusia, bukan binatang. Jangan asal usir. Sampah saja ada tempatnya. Kami butuh keadilan seadil-adilnya”.

Tulisan di tembok dan spanduk itu menjadi luapan kekecewaan warga terkait rencana penertiban bangunan liar (bangli) di sepanjang SS Sukatani, yang dijadwalkan berlangsung Senin (20/10) dari Desa Karangraharja hingga Desa Karangasih. Warga kecewa karena pemerintah tak memberikan solusi.

Meski kecewa, sejumlah warga mulai membongkar mandiri bangunan tempat tinggal mereka. Beberapa warga tampak menyelamatkan barang yang masih layak pakai, seperti kayu, pintu, dan jendela, sebelum bangunan diratakan.

Salahsatu warga, Wanit (62), mengaku telah tinggal lebih dari 20 tahun di rumah yang berdiri di bantaran sungai tersebut. Ia bersama lima anggota keluarganya kini kebingungan mencari tempat tinggal jika penertiban tetap dilakukan pada Senin (20/10).

“Kalau dibongkar, saya mau tinggal di mana? Kalau ada kompensasi buat ngontrak mah enak, tapi ini gak ada,” kata Wanit kepada Radar Bekasi.

Wanit mengatakan, rencana penertiban ini membuat warga semakin resah karena minimnya sosialisasi serta tidak adanya kejelasan mengenai lokasi relokasi. Sebagian besar warga, menurutnya, hanya memiliki satu rumah yang kini mereka tempati.

“Pengen tahu kejelasannya gimana. Sekarang digusur, gak punya uang buat pindah. Saya cuma pengen pemerintah ngomong jelas aja. Jangan tiba-tiba datang bongkar, sementara kami gak punya tempat lain,” tambahnya.

Ia menuturkan bahwa warga sebenarnya mendukung jika penertiban dilakukan demi kepentingan normalisasi sungai untuk mencegah banjir. Namun, yang diinginkan warga hanyalah komunikasi yang jelas dan solusi yang manusiawi.

Ia mencontohkan, pada awal 2025 warga pernah bersedia membongkar jembatan demi mempermudah alat berat mengeruk dasar sungai, bukan membongkar rumah warga.

“Selama 20 tahun di sini gak pernah banjir, mungkin yang banjir itu di perumahan sana. Tapi kami juga gak pernah dikasih tahu ini mau dibongkar buat apa,” terang Wanit.

Sementara itu, Camat Cikarang Utara, Enop Can, membenarkan penertiban bangli di Desa Karangraharja dan Desa Karangasih akan dilakukan pada Senin (20/10). Berdasarkan surat nomor 300.1.1/8725/Satpol PP/2025, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang melalui Satpol PP telah meminta dukungan personel dari berbagai instansi.

Sebanyak 100 personel Polres Metro Bekasi, 30 personel Kodim 0509, delapan personel Subdenpom Jaya/2-3, serta unsur perangkat daerah akan dikerahkan dalam proses penertiban.

“Besok (Senin,red) akan dilakukan eksekusi. Jam 7 pagi akan dilakukan apel di Gerbang Utama Perumahan Cinity, Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara,” tandas Enop. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |