Beranda Satelit Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmadi Bertekad Lestarikan "Ruwahan"

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tradisi “ruwahan” atau ziarah kubur menjelang bulan Ramadan kini mulai terlupakan, terutama di kalangan generasi milenial.
Dahulu, warga kampung rutin membersihkan kuburan, membacakan surat Yasin, dan mengadakan tahlil untuk mendoakan keluarganya yang telah meninggal.
Sebagai anggota DPRD Kota Bekasi yang merupakan putra daerah asli, Ahmadi, bertekad melestarikan adat dan tradisi Kota Bekasi, khususnya tradisi kampung, agar tidak hilang tergerus budaya luar. Ia ingin memastikan bahwa tradisi baik dari para leluhur tetap dipertahankan untuk anak cucu dan generasi mendatang.
“Buat generasi milenial harus diberi pemahaman. Ruwahan ini adalah tradisi suku betawi, biasa dilakukan menjelang bulan suci Ramadan kumpul sanak saudara saling meminta maaf diisi dengan pembacaan zikir, tahlil, dan yasinan dibaca bersama-sama di makam,” kata Madong-sapaanya kepada Radar Bekasi, Minggu (23/2).
“Kebiasaan yang baik ini harus terus kita lestarikan agar anak cucu tidak melupakan tradisi yang baik. Apalagi mendoakan almarhum almarhumah baik orangtuanya, kakek serta kakek dan nenek buyutnya yang telah meninggal,” tambahnya.
Dari Ruwahan ini juga, kata dia, dapat mengingatkan diri akan kematian, sesuai anjuran Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. Karena adat dan tradisi yang baik ini sudah ada sejak puluhan mungkin ratusan tahun yang lalu.
Ahmadi bertekad untuk menjaga dan merawat tradisi ini agar anak cucu dan keturunannya tetap menjalankannya.
Meskipun adat dan tradisi dari luar juga baik, kata dia, harus tetap mengutamakan adat dan tradisi kampung halaman sendiri.
“Jangan mudah terpengaruh dengan ajaran ajaran yang melarang kita dengan tradisi para kiyai dan seluruh kita yang baik. Salah satunya Ruwahan ini. Selain mendoakan orangtua kita juga bisa berkumpul dengan keluarga besar kita. Biarkan orang menilai kita kurang kerjaan, tetapi ini adat dan tradisi kampung kita, kita harus menjaga agar tidak hilang dimakan waktu,” terangnya.
Ia juga mengaku, biasanya tidak hanya menjelang bulan Ramadan ziarah kubur. Tetapi setelah bulan Ramadan usai atau Idul Fitri biasanya dirinya dan keluarga besar melakukan hal yang sama.
“Jadi pada intinya adat dan tradisi ini menjadi ajang saling silaturrahim dan mempererat tali keluarga agar mendapat berkah panjang umur banyak dan rejeki. Saya pun berharap para generasi muda harus ikut andil dalam menjaga adat dan tradisi kampung kita di Kota Bekasi agar tidak pudar dengan adat dan tradisi barat,” tukasnya. (pay)