Beranda Berita Utama Anak Muda Kota Bekasi Butuh Sirkuit Permanen, Ketua IMI: KDM Belum Mau Mendengar Aspirasi
ADU CEPAT : Dua pembalap adu kecepatan di Lintasan Reka Vida, Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu (18/10). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anak muda Kota Bekasi membutuhkan sirkuit permanen sebagai ruang aman untuk menyalurkan minat otomotif. Namun, realisasi proyek ini memerlukan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ketua Pengurus Cabang Ikatan Motor Indonesia (Pengcab IMI) Kota Bekasi, Komarudin, mengatakan Wali Kota Bekasi telah mendukung penuh kegiatan otomotif dan mendorong agar event tetap berjalan sambil menunggu sirkuit permanen terwujud.
“Pak Wali Kota mendukung penuh kegiatan otomotif. Beliau berpesan agar event seperti ini terus dilanjutkan sambil menunggu pembangunan sirkuit permanen di Kota Bekasi,” kata Komarudin di sela acara Drag Bike Reka Vida 2025, Sabtu (19/10).
Komarudin menilai pembangunan sirkuit tidak harus menelan anggaran besar. Tantangan utama justru terletak pada penyediaan lahan dan dukungan politik anggaran dari pemerintah daerah maupun provinsi.
“Kalau fisiknya, belasan miliar sudah bisa jadi. Yang penting ada lahan dan niat serius dari pemerintah,” jelasnya.
Komarudin menyoroti minimnya perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap aspirasi anak muda Bekasi, terutama terkait kebutuhan ruang ekspresi bagi komunitas otomotif.
“Bekasi ini etalase Jawa Barat. Kalau Bekasi berantakan, yang malu juga Jawa Barat. Sudah saatnya anak muda di sini punya tempat yang layak,” tegasnya.
Komarudin bahkan menyinggung sikap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, alias KDM yang dinilainya belum membuka ruang dialog untuk membahas kebutuhan sirkuit di Kota Bekasi.
“Kang Dedi Mulyadi (KDM) sampai hari ini belum mau mendengar aspirasi anak-anak muda Bekasi. Mungkin beliau menganggap sirkuit itu tempat kriminal, padahal justru ruang kreatif,” ujarnya.
Menurutnya, sirkuit bukan sekadar lintasan balap, melainkan juga wadah ekonomi kreatif dan kolaborasi anak muda, di mana komunitas otomotif, pelaku UMKM, hingga penggiat seni bisa berinteraksi dan tumbuh bersama.
Ia menuturkan, Wali Kota Bekasi sebenarnya sudah menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan tersebut, meski terkendala anggaran. Namun peran Pemprov Jawa Barat sangat dibutuhkan, apalagi menjelang pelaksanaan Porda.
“Harusnya infrastruktur itu dibantu pembangunannya oleh Jawa Barat. Tapi boro-boro ngebantu, komunikasi saja Pak Dedi Mulyadi enggan membuka telinganya,” sindirnya.
Komarudin menegaskan, Bekasi memiliki potensi besar dengan jumlah anak muda mencapai jutaan orang.
“Kota Bekasi itu penduduknya 2,6 juta. Anak muda sampai umur 35 tahun hampir 1 juta lebih. Tapi nggak ada tempat buat kami kumpul dan berkreasi. Kalau ada ruang terbuka 25 meter lebarnya, 1 kilometer panjangnya saja, anak muda Bekasi pasti ngumpul di situ. Itu akan hidup,” tegasnya.
Menurutnya, sirkuit juga dapat menjadi magnet ekonomi baru dan menekan aksi balapan liar yang sering terjadi di jalanan.
“Banyak anak muda konvoi tengah malam hanya karena ingin diperhatikan. Kalau ada tempat resmi, mereka pasti pilih yang aman dan legal,” jelasnya.
Komarudin berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan sirkuit di kawasan strategis seperti Kalimalang atau sekitar pintu Tol Bekasi Barat agar mudah diakses dan berdampak ekonomi bagi masyarakat.
“Kalau mereka punya ruang menyalurkan hobi, pasti tumbuh sentra ekonomi baru. Otomotif itu bukan sekadar balapan, tapi wadah kreativitas dan kolaborasi,” jelasnya. (rez)

2 weeks ago
25

















































