Ruang Kelas Pesantren di Cikarang Utara Terdampak Penggusuran, Belajar Santri Pindah ke Masjid

5 hours ago 8

Beranda Cikarang Ruang Kelas Pesantren di Cikarang Utara Terdampak Penggusuran, Belajar Santri Pindah ke Masjid

TERDAMPAK PENGGUSURAN: Santri membenahi barang-barang yang ada di asrama Pondok Pesantren Al Hudri Wal Ibrah yang terdampak penggusuran di Desa Karangraharja, Cikarang Utara, Selasa (21/10). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI -Sebagian bangunan Pondok Pesantren Yayasan Al Hudri Wal Ibrah di Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, terdampak penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi pada Senin (20/10). Bangunan yang digusur meliputi ruang kelas hingga asrama karena berada di atas tanah pengairan.

Seorang pengajar, Insan Kamil (38), mengatakan sebanyak tiga ruang kelas dan dua asrama bagi santri laki-laki terdampak penggusuran. Selain itu, ruang belajar bagi santri perempuan juga ikut terkena dampak.

Akibat penggusuran, aktivitas pembelajaran dipindahkan sementara.

“Kalau ikhwan (laki-laki) mau gak mau kumpul di masjid untuk sementara waktu beberapa hari. Sedangkan akhwat (perempuan) karena cuma ruang belajarnya aja yang kena gusur, jadi tetap aktivitas di kamar masing-masing,” ucap Insan, Selasa (21/10).

Menurutnya, sebanyak 94 santri menimba ilmu di Ponpes Al Hudri Wal Ibrah. Santri-santri tersebut berasal dari Kota dan Kabupaten Bekasi bahkan luar Bekasi, yang semuanya tinggal di asrama. Setelah penertiban, Insan mengaku para santri sempat menanyakan nasib mereka.

“Sempat ya namanya anak-anak. Nanyain belajar di mana, saya bilang tetap di sini. Kita kasih pemahaman kepada para santri untuk menghadapi ini semua dengan ikhlas,” tambahnya.

Sebelum dilakukan penertiban oleh petugas Satpol PP yang menggunakan alat berat, pihaknya sudah meminta izin untuk melakukan pembongkaran mandiri. Mengingat bangunan ponpes ini merupakan bangunan lama, jika diruntuhkan menggunakan alat berat dikhawatirkan akan mengganggu konstruksi bangunan lain yang berdiri di tanah milik yayasan.

Oleh sebab itu, ia bersama para santri bergotong royong membongkar ruang kelas yang terdampak penggusuran. Namun, ternyata bangunan yang digusur terlebih dahulu adalah bangunan yang berada di seberang, yakni asrama santri laki-laki dan masjid.

“Sementara masih bertahan karena gak semua pesantren ini tanah pengairan. Yang tanah milik ada tiga kavling,” terang Insan.

Sejak beberapa hari sebelum penertiban hingga kini, para santri bersama jamaah ratiban secara gotong royong membenahi bangunan ponpes yang terdampak penggusuran.

Satu per satu material yang masih layak digunakan disimpan di tempat yang aman. Di sisi lain, proses kegiatan belajar mengajar sempat tersendat karena hilangnya tiga ruang kelas.

“Kalau KBM seperti biasa. Formalnya dari jam 7 sampai jam 2an lah. Karena sekarang lagi begini, jadi sistem daring. Karena ya tempat nya sedang kita beres-beresin,” tuturnya.

Ponpes Al Hudri Wal Ibrah ini berdiri sejak 2000. Banyaknya santri yang bertambah setiap tahun ajaran baru membuat pihak yayasan melebarkan bangunan ponpes dengan membeli tanah pengairan.

“Kita beli pengairan ini karena santri semakin banyak biar ketampung. Warga sini juga mendorong, yaudah bikin aja pak ustaz di sini. Nah ini lah jadinya yang sekarang di tempatin,” kata Insan.

Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah santri juga berkurang. Pada tahun ajaran ini total terdapat 94 santri yang terbagi antara perempuan dan laki-laki. Meski terdapat bangunan yang terdampak penggusuran, Insan tetap ikhlas dan mendukung program pemerintah. Ke depan, pihaknya berencana membangun dua lantai di lahan milik yayasan.

“Kita tetap mendukung kebijakan pemerintah, kalau saya ya takdir mau diapain. Nanti kita rapihin dikit-dikit, insyaallah kita naikin dua lantai. Mudah-mudahan ada rezekinya,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |