
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pelatih Kepala Timnas U-17 Indonesia Nova Arianto mengungkapkan, kelemahan tim asuhannya usai dibantai Korea Utara 6-0 pada laga perempat final Piala Asia U-17 Arab Saudi 2025, Senin (14/4/2025).
Pasalnya Garuda Muda, mengalami kekalahan besar usai dibantai Korea Utara 6-0 pada laga perempat final Piala Asia U-17 Arab Saudi 2025, bertempat di Stadion King Abdullah Sports City Hall, Jeddah, Arab Saudi, Senin.
Menurutnya Garuda Muda, masih lemah dalam hal pengambilan keputusan dalam pola bermain. Ia mengatakan kelemahan ini akan menjadi pekerjaan rumah tambahan untuk jangan waktu lima tahun ke depan.
BACA JUGA: Kalah, Tetap ke Piala Dunia U-17, Indonesia Terjegal Korea Utara 6-0
“Secara permainan atau pengambilan keputusan di lapangan masih harus ditingkatkan, itu menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk lima tahun ke depan,” ucap Nova dalam keterangannya, Selasa, (15/4/2025).
Selain itu, Nova menuturkan akan segera melakukan evaluasi dari hasil kekalahan ini, untuk dilaporkan ke PSSI. Kemudian setelah itu, dirinya baru akan menyusun road map Piala Dunia U-17 Qatar 2025.
“Kami akan melakukan evaluasi dan hasilnya akan kami laporkan kepada PSSI. Setelah itu, kami akan mencoba membuat road map menuju Piala Dunia (U-17).” kata Nova.
Terpisah, Sudana Sukri legenda Timnas asal Kota Bekasi yang membawa Timnas Indonesia meraih juara di ajang Piala Pelajar Asia 1984 di New Delhi.
Sudana menyebut para pemain tidak menjalankan instruksi taktikal dengan baik, organisasi pertahanan terlihat tidak disiplin, dan pola serangan yang monoton membuat mereka selalu kalah dalam penguasaan bola.
“Pola permainan ngotot dan daya juangnya hilang, main tanpa arah dan semaunya, pemain tidak menjalankan instruksi taktikal kelihatan sekali, dan organisasi pertahanan gak disiplin dan menyerang monoton selalu kalah pegang bola,” ucap Sudana Sukri kepada Radar Bekasi.
Menurutnya Timnas U-17 Indonesia saat menghadapi Korea Utara jauh berbeda dibandingkan ketika melawan Korea Selatan dan Yaman di fase Grup C.
“Berbeda waktu lawan Korsel dan Yaman pemain mau faight dan berani duel, pemain selalu mobile buka ruang dan disiplin bertahan maupun menyerang, banyak PR pelajaran buat di Piala Dunia U-17 nanti,” jelas Sudana. (cr1)