Kreativitas Komunitas Bambu Kuning: Sulap Eceng Gondok jadi Barang Bernilai Ekonomis

1 week ago 20

Beranda Cikarang Kreativitas Komunitas Bambu Kuning: Sulap Eceng Gondok jadi Barang Bernilai Ekonomis

DARI ECENG GONDOK: Warga menunjukkan tas korek api yang terbuat dari tanaman eceng gondok di Cikarang Pusat, Selasa (28/10). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Siapa sangka, eceng gondok yang kerap memenuhi bantaran Sungai Kalimalang bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis.

Tanaman air yang sering dianggap gulma itu dimanfaatkan menjadi bahan baku aneka kerajinan tangan berharga berkat kreativitas sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Bambu Kuning di Desa Pasirsari, Cikarang Selatan.

Dari tangan terampil mereka, eceng gondok diolah menjadi berbagai produk menarik seperti tas, tempat korek api, hiasan dinding, hingga vas bunga.

Ketua Komunitas Bambu Kuning, Sahid Keling, menceritakan bahwa ide ini lahir dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Setiap hari, tumpukan eceng gondok kerap menyumbat aliran Sungai Kalimalang, terutama di area jembatan dan pintu air.

“Kalau itu dibuang begitu saja kan sayang. Kami pikir pasti apapun yang dihasilkan Tuhan ada manfaatnya. Kami coba berkreasi, ternyata bisa. Bisa menghidupi,” kata Sahid, Selasa (28/10).

Setiap pekan, para anggota komunitas turun langsung ke bantaran sungai untuk mengumpulkan eceng gondok. Batang tanaman kemudian dipilah dan dijemur hingga kering sebelum diolah menjadi kerajinan tangan.

“Pokoknya habis hujan biasanya pada tumbuh, terutama di pintu-pintu air. Nah sekarang kita ambilin, dikeringin,” tambahnya.

Proses pengeringan ini dilakukan dengan teknologi solar driyer home atau rumah pengering tenaga surya, yang diperoleh melalui program CSR Yayasan Rumah Energi.

“Dengan adanya rumah pengering, proses pengeringan eceng gondok yang sebelumnya memakan waktu hingga delapan hari kini dapat diselesaikan dalam lima hingga enam hari saja,” terangnya.

Sebelum memiliki alat tersebut, proses pengeringan dilakukan secara manual dengan menjemur di bawah sinar matahari. Sayangnya, cara itu sering menurunkan kualitas bahan karena terpengaruh cuaca, serangga, dan jamur.

“Dengan rumah pengering, masalah tersebut dapat diatasi. Kami berharap produk-produk kerajinan ini bisa semakin dikenal luas, bahkan hingga ke mancanegara,”.

Kini, hasil karya Komunitas Bambu Kuning telah dipamerkan di berbagai ajang kerajinan, baik yang digelar pemerintah maupun pihak swasta. Produk mereka juga dipasarkan melalui media sosial dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp250 ribu, tergantung tingkat kesulitan pembuatannya.

“Terkadang permintaan banyak, bahan baku eceng gondoknya sulit. Kalau sebelumnya banyak, kita produksi terus, jadi habis di kali. Ini yang sedang kami cari cara, kami cari di wilayah lain. Karena kan ini membantu juga biar enggak banjir,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |