Beranda Berita Utama Kasus Dugaan Pelecehan dan Kekerasan Pegawai SPPG Jatiasih, DPRD Desak Proses Hukum Terduga Pelaku demi Efek Jera

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anggota DPRD Kota Bekasi, Evi Mafriningsianti, menyoroti kasus dugaan pelecehan dan kekerasan di tempat kerja yang diduga dilakukan oleh Kepala Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatiasih, berinisial MKP (29), terhadap seorang pegawai perempuan berinisial RDA (28).
Evi menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, terutama karena menyangkut isu sensitif terkait pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan yang seharusnya mendapatkan perlindungan hak dalam bekerja.
“Tentu ini menjadi perhatian bersama. Apalagi terkait pelecehan terhadap perempuan perlindungan hak-hak pekerja perempuan itu juga harus dilindungi,” ujar Evi saat ditemui di gedung DPRD Kota Bekasi, Rabu (22/10).
Evi menjelaskan bahwa Kota Bekasi telah mengatur perlindungan hak bagi para pekerja perempuan yang rentan melalui Peraturan Daerah (Perda), guna menjamin keselamatan dan kesejahteraan mereka.
“Bahkan Perdanya juga sudah mengatur hak untuk para pekerja perempuan yang rentan itu di wilayah rentan pekerja itu kan perempuan,” jelas anggota komisi II DPRD Kota Bekasi ini.
Evi berharap proses penyelidikan dapat berjalan lancar dan terduga pelaku mendapat konsekuensi hukum yang semestinya, sehingga menimbulkan efek jera dan rasa aman bagi para pekerja perempuan.
“Mudah mudahan diproses sesuai dengan ketentuannya. Biar juga menjadi efek jera untuk para pelaku,” pungkasnya.
Sebelumnya, korban RDA (28) telah melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi Kota dengan dengan nomor laporan: LP/B/2625/X/2025/SPKT.Sat Reskrim/Restro Bks Kota/Polda Metro Jaya.
Lebih jauh dalam keterangannya, RDA mengaku mengalami dugaan pelecehan dan kekerasan verbal selama sembilan hari bekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) wilayah Jatiasih.
Ia menjelaskan bahwa terduga pelaku yang menjabat kepala SPPG sering memaki, dan menyentuh secara paksa, bahkan memepet dirinya ke dinding ruangan kerja.
“Setiap kali marah, dia selalu memaki. Tapi setelah minta maaf, dia malah memegang tangan saya dan memepet ke tembok. Saya sudah bilang tidak nyaman, tapi tetap dilakukan,” ujar RDA, Selasa (21/10). (cr1)