RADARBEKASI.ID, BEKASI – Job Fair yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), diwarnai kericuhan, Selasa (27/5). Sesama pencari kerja (pencaker) adu jotos hingga mengalami sesak napas.
Para pencaker tumpah ruah di area bursa kerja yang berlangsung di President University Convention Centre Jababeka Cikarang Utara. Mereka datang sejak pagi, sebagian besar mengenakan kemeja dan celana bahan hitam, untuk memperebutkan 2.517 lowongan kerja dari 64 perusahaan.
Pencaker sudah memadati area luar gedung bahkan sebelum program Bekasi Pasti Kerja dibuka secara resmi. Pencaker yang mayoritas berusia muda itu tidak hanya memenuhi area luar gedung, tetapi juga memadati stan-stan perusahaan di dalam ruangan.
Satu per satu, mereka berusaha masuk ke area bursa kerja melalui satu pintu di samping gedung. Beruntung, pihak Disnaker membedakan pintu masuk antara laki-laki dan perempuan. Namun, hal itu tetap tidak mampu menahan membludaknya pencaker yang berebut untuk memindai barcode lowongan pekerjaan yang terpajang di setiap stan.
Pencaker adu jotos di luar area Job Fair. FOTO: TANGKAPAN LAYAR VIDEO
Di luar gedung, sejumlah pencaker terlibat adu jotos karena emosi akibat saling berdesakan. Di pintu masuk khusus pencaker laki-laki, kericuhan juga terjadi antara petugas Satpol PP dan para pencaker.
Satpol PP menahan pencaker untuk masuk dengan alasan ruangan sudah penuh, namun desakan massa tidak terbendung. Akibatnya, kondisi di dalam ruangan menjadi sesak dan penuh. Beberapa pencaker bahkan mengalami sesak napas dan harus mendapat penanganan medis.
Seorang pencaker, Kemala Putri (22), menceritakan betapa sulitnya untuk masuk ke area stan perusahaan. Sejak pagi, para pencaker mengantre tidak beraturan menuju pintu masuk.
“Mau jalan aja susah, soalnya gak kondusif banget. Padahal saya udah dari rumah jam 7 pagi. Tadi saya ngantri sampe 1 jam 30 menit, desak-desakanan dorong-dorongan,” ucap Kemala, Selasa (27/5).
Wanita muda asal Cibarusah, lulusan SMA tahun 2024 ini, sengaja datang untuk mencari lowongan pekerjaan yang disediakan Pemkab Bekasi. Di dalam, ia hanya sempat memindai barcode dari lima perusahaan karena kondisi yang sangat berdesakan. Di usianya yang ke-22, Kemala mengakui sulitnya mencari pekerjaan di Kabupaten Bekasi.
“Udah sering email. Tapi belum dapat juga. Banyak udah gak kehitung. Susah cari kerja disini, kalah sama pendatang,” keluhnya.
Hal serupa dirasakan oleh Galih Setiamana (19), pencaker asal Cikarang Selatan yang sudah datang sejak pukul 06.00 WIB. Ia berharap berkas lamarannya diterima dan mendapat panggilan kerja.
“Tadi banyak ngelamar ke perusahaan YKK, Epson dan lainnya. Selama lulus ini baru dua kali coba ngelamar kerja sih,” tutur Galih.
Untuk melamar pekerjaan, lanjut Galih, ia memindai barcode yang disediakan oleh masing-masing perusahaan. Setiap stan memiliki barcode berbeda. Setelah memindai, ia mengisi formulir dan mengunggah berkas-berkas persyaratan yang dibutuhkan.
“Sebelumnya udah cari kerja tapi emang di Bekasi ini susah. Semoga dari job fair ini bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok buat saya,” sambungnya.
Pencaker mendapatkan penanganan medis karena sesak napas, Selasa (27/5). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI
Sementara itu, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, mengaku tidak menyangka antusiasme para pencaker akan membludak di luar ekspektasi. Dari 2.517 lowongan yang disediakan, jumlah pencaker yang datang mencapai 25 ribu orang. Hal ini menyebabkan area job fair dan jalan di sekitarnya menjadi penuh sesak.
“Masyarakat juga kasian datang nunggu dari jam 6 pagi. Artinya disini beban moral juga bagi Pemkab Bekasi yang memang di kloter pertama ini kita membuka 2 ribu lebih, yang datang 25 ribu, artinya ke depan kita harus membuka kloter berikutnya lagi. Pastinya kapasitasnya harus lebih dari 2 ribu,” terang Ade.
Terkait kisruh dalam pelaksanaan Job Fair ini, Ade menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap proses penjaringan tenaga kerja secara tatap muka. Sebagai antisipasi membludaknya pencaker di masa mendatang, Pemkab akan membuat skema pembatasan jumlah pengunjung dalam program Bekasi Pasti Kerja.
Ke depan, Pemkab Bekasi akan menambah kuota lowongan dengan menjalin silaturahmi ke perusahaan-perusahaan secara door to door dan melakukan konsolidasi dengan para pengusaha.
“Nanti kita panggil pimpinan kawasan atau perusahaan untuk menambah kuota atau datang dengan dibagi perwaktu, jadi supaya tidak ramai seperti ini. Kan kasian juga masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, Job Fair Bekasi Pasti Kerja merupakan langkah konkret untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.
“Pemerintahan saat ini yang menekan artinya serius untuk ketenagakerjaan. Dari 7 ribu perusahaan di Kabupaten Bekasi, dari beberapa kawasan yang ada, masyarakat Kabupaten Bekasi ada 3,2 juta jiwa artinya harus ada kontribusi. Saya minta libatkan warga berKTP Kabupaten Bekasi,” tandasnya. (ris)