Jalur Perlintasan Tak Resmi di Tambun Selatan Setahun Renggut Tujuh Nyawa, Terbaru Seorang Lansia Tertabrak Kereta

1 month ago 66

Beranda Berita Utama Jalur Perlintasan Tak Resmi di Tambun Selatan Setahun Renggut Tujuh Nyawa, Terbaru Seorang Lansia Tertabrak Kereta

ILUSTRASI: Kereta api melintasi tempat kejadian perkara tertabraknya warga oleh kereta api di Kampung Kebon Kelapa RT 06 RW 03 Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Minggu (8/12). FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus warga tertabrak kereta di jalur perlintasan orang tak resmi di Kampung Kebon Kelapa RT 06 RW 03 Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, sudah terjadi beberapa kali. Menurut keterangan warga setempat, dalam setahun terakhir, kecelakaan di lokasi ini telah merenggut tujuh nyawa.

Terbaru pada Minggu (8/12), seorang perempuan lanjut usia (lansia), W (54), tewas tertabrak kereta api Argo Parahyangan saat menyeberangi jalur perlintasan untuk orang yang tidak resmi tersebut. Kapolsek Tambun Selatan, Kompol Sutirto, menjelaskan bahwa sebelum kejadian korban W yang datang dari arah utara hendak menyeberangi perlintasan rel ke arah selatan (TKP) untuk membeli sayur mayur dari pedagang keliling. Setelah berbelanja, korban berencana kembali ke rumahnya dengan menyebrang lagi ke arah utara.

“Pada saat di pinggir rel kereta api korban sempat melihat atau menoleh ke kanan atau arah timur,” ujar Sutirto kepada awak media, Senin (9/12).
Saat korban menyeberang, kereta api Argo Parahyangan datang dengan cepat dari arah barat menuju timur. Korban yang tidak dapat menghindar akhirnya tertabrak oleh kereta api yang menuju Stasiun Gambir – Bandung.

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2024/12/09/oknum-guru-genit-smpn-5-cikarang-selatan-disanksi/

Setelah kejadian, polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk menunggu kedatangan pihak keluarga.

“Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk dilakukan visum,” jelas Sutirto.
Sementara, Wahyuni (54) warga sekitar mengungkapkan kejadian tersebut membuat heboh warga sekitar. Dalam satu tahun terakhir, dikatakan Wahyuni, sedikitnya ada tujuh korban meninggal akibat terserempet hingga tertabrak kereta.

“Semua kecelakaan korbannya meninggal. Di sini memang sering kejadian. Yang baru ya terakhir minggu kemarin ini,” tutur Wahyuni.

Menurutnya, tingginya aktivitas masyarakat yang menyeberangi rel kereta api ganda, terutama pada pagi dan sore hari, menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan. Sebagian besar korban tertabrak karena kurang fokus saat menyeberang. Selain itu, tidak adanya pagar pembatas membuat warga sering melintas di “jalan pintas” yang berbahaya tersebut.

“Mungkin perlu dibangun tembok pembatas, biar orang-orang gak nyebrang sembarangan dan gak ada lagi kejadian,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |