Dinkes Kota Bekasi Jelaskan Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Penyakit Influenza

10 hours ago 10

Beranda Metropolis Dinkes Kota Bekasi Jelaskan Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Penyakit Influenza

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bekasi, Fikri Firdaus. FOTO: DINKES KOTA BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, menjelaskan faktor penyebab lonjakan kasus penyakit influenza atau Influenza-Like Illness (ILI), yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, demam, dan nyeri tenggorokan, di Kota Bekasi dalam beberapa minggu terakhir.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Fikri Firdaus, mengungkapkan bahwa salahsatu faktor peningkatan kasus ini diakibatkan oleh perubahan cuaca, yang saat ini mempengaruhi daya tahan tubuh masyarakat.

“Perubahan cuaca atau musim pancaroba memang merupakan salah satu faktor risiko yang umum, karena dapat mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus,” ujar Fikri kepada Radar Bekasi, Selasa (21/10).

Lebih lanjut, Fikri menyebut bahwa lonjakan kasus ini tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan cuaca. Faktor lain seperti tingginya interaksi masyarakat dan menurunnya kualitas udara juga turut memengaruhi peningkatan angka penularan penyakit ILI di Kota Bekasi.

“Faktor lain seperti peningkatan mobilitas dan interaksi masyarakat pasca-liburan, kualitas udara, serta sirkulasi virus influenza di komunitas juga dapat menjadi faktor pemicu yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan,” jelasnya.

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2025/10/21/kasus-penyakit-influenza-melonjak-di-kota-bekasi-dinkes-imbau-masyarakat-selalu-terapkan-phbs/

Disebutkan berdasarkan data dari website Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) menunjukkan bahwa pelaporan kasus Influenza-Like Illness (ILI) pada periode minggu ke-38 hingga minggu ke-41 tersebar di 24 Puskesmas dari total 53 Puskesmas, serta 1 Rumah Sakit dari total 49 Rumah Sakit.

Dari laporan tersebut, lima Puskesmas dengan jumlah kasus tertinggi adalah Puskesmas Kota Baru dengan 448 kasus, diikuti Puskesmas Pekayon Jaya sebanyak 421 kasus, Puskesmas Bojong Rawalumbu 386 kasus, Puskesmas Jatirahayu 335 kasus, dan Puskesmas Ciketing Udik dengan 263 kasus.

Pada minggu ke-41 kalender epidemiologi (minggu pertama Oktober), Puskesmas Kota Baru melaporkan kasus tertinggi, yaitu sebanyak 152 kasus. Fikri menegaskan bahwa lonjakan kasus ini memberikan beban yang cukup besar bagi sejumlah puskesmas dalam menangani pasien. (cr1/adv)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |