RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, MKP (29), membantah tudingan melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap pegawainya, RDA (28).
MKP menegaskan, dirinya tidak pernah melakukan pelecehan maupun kekerasan sebagaimana yang dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota dan ramai diberitakan. Ia bahkan menuding RDA sengaja membesar-besarkan peristiwa tersebut demi mencari simpati publik.
“Sebenarnya bukan tindakan kekerasan, itu hanya alasan perempuan (RDA) mendapat dukungan media karena dia tidak bisa membalas saya dengan secara fisik,” katanya, Kamis (23/10).
Menurut MKP, keterangan yang disampaikan RDA kepada publik tidak sepenuhnya benar. Ia menyebut, banyak saksi di lingkungan kerja yang dapat dimintai keterangan, termasuk rekaman CCTV yang disebut bisa membuktikan pernyataannya.
BACA JUGA: DPRD Desak Pemkot Bekasi Dampingi Korban Dugaan Pelecehan dan Kekerasan di SPPG Jatiasih
“Di sini (SPPG) saksi banyak, ada CCTV juga, bisa ditanya karyawan juga pendapatnya bagaiamana,” jelasnya.
MKP juga menolak tudingan telah melakukan pelecehan seksual. Ia mengklaim, rekaman CCTV yang memperlihatkan dirinya memegang tangan RDA bukanlah bentuk pelecehan.
“Kemarin itu saya megang tangan dia (RDA), itu bukan tindakan pelecehan, tapi saya sedang minta maaf kepadanya untuk kerja lagi secara normal,” tuturnya.
Lebih lanjut, MKP membantah telah melakukan kekerasan verbal terhadap bawahannya tersebut. Ia justru mengaku sempat dipukul lebih dulu oleh RDA.
“Tidak mungkin perempuan dipukul cowok, namun dia (RDA) pukul saya lebih banyak, saya laki-laki punya fisik kuat, jika saya menghantam dia masa tidak pingsan dia,” ucap KP.
MKP menilai persoalan antara dirinya dan RDA hanyalah konflik internal di lingkungan kerja. Meski demikian, ia mengaku siap bekerja sama dengan pihak kepolisian.
“Dia (RDA) susah mendengar pendapat orang lain, apalagi saya yang jatuhnya sebagai atasannya, dia males sekali,” pungkasnya.
Sementara itu, RDA menegaskan bahwa dirinya menjadi korban kekerasan verbal dan pelecehan yang dilakukan oleh atasannya. Ia mengaku kerap dimarahi tanpa alasan dan diperlakukan tidak pantas di tempat kerja.
“Padahal saya tidak salah dan saya cuma tanya dokumen dan dokumen waktu itu dia kirim ke saya itu salah karena bukan dokumen itu yang saya minta, malahan saya dimaki-maki,” kata RDA, Selasa (21/10).
RDA menyebut dugaan kekerasan verbal itu terjadi berulang kali, termasuk pada Senin (6/10), Selasa (7/10), dan Kamis (9/10). Ia juga menuturkan bahwa KP kerap memarahi karyawan lain di depan umum.
“KP ributin kepala koki yang kerja bersama istrinya tapi berbeda tim, diributin karena kata dia tidak boleh ada keluarga yang kerja di sini satu dapur, tapi saya tanya yayasan katanya mau anak, cicit, cucu, tante, om itu boleh,” jelasnya.
Selain itu, RDA mengaku KP kerap menyentuh dirinya tanpa izin dengan alasan meminta maaf.
“KP pegang-pegang saya karena habis marah-marah dia minta maaf sama saya dengan cara dia kayak anak kecil dipegang-pegang saya, dia pojokin saya dan saya cuma bisa melindungi badan saya, saya takut sekali dipegang-pegang gitu,” tuturnya.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Pelecehan dan Kekerasan Pegawai SPPG Jatiasih, Polisi: Segera Kita Proses
RDA mengatakan dirinya telah melaporkan kasus ini ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan Yayasan SPPG. Ia kemudian diarahkan untuk bekerja dari rumah (WFH). Tak berhenti di situ, RDA juga resmi membuat laporan ke Polres Metro Bekasi Kota pada Senin (20/10) dengan membawa bukti rekaman CCTV.
“Hingga saat ini saya belum menemukan hasil tindak tegas dari pihak BGN, pada intinya saya ingin proses hukum ini berjalan,” ucapnya. (rez)
BACA JUGA: Pegawai SPPG Jatiasih Laporkan Atasan ke Polisi atas Dugaan Pelecehan dan Kekerasan
Penyidik Polres Metro Bekasi Kota telah memeriksa lokasi kejadian dan mengamankan sejumlah bukti. Kasatreskrim AKBP Braiel Arnold Rondonuwu menyebut pihaknya akan memanggil ulang kedua pihak untuk pemeriksaan lanjutan.
“Segera kami komunikasikan pemanggilan, untuk pelapor kondisinya sakit,” kata Braiel, Kamis (23/10).
Braiel menambahkan, pemeriksaan visum terhadap korban sudah dilakukan, dan polisi masih menunggu hasil analisa CCTV untuk mengungkap duduk perkara.
“Visum pelapor sudah dilakukan, kami cek TKP juga sudah, dan kami juga minta CCTV, semoga dapat selesai segera,” harapnya.(rez)

6 hours ago
7

















































