Usai Bagi Rapor, Sekolah Gerak Cepat Susun Metode Pembelajaran  

12 hours ago 7

Beranda Pendidikan Usai Bagi Rapor, Sekolah Gerak Cepat Susun Metode Pembelajaran  

PIMPIN RAPAT: Kepala SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi, Margo Cahyono, saat memimpinrapat internal bersama dengan dewan guru. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah pembagian rapor, sekolah-sekolah mulai bergerak cepat melakukan evaluasi kinerja guru dan menyiapkan metode pembelajaran baru untuk menyambut tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini penting agar proses belajar mengajar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Hasil rapor pendidikan dijadikan dasar perencanaan berbasis data yang lebih tepat untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
“Untuk tahap pertama, kami akan melakukan evaluasi kinerja guru, kemudian menyusun metode pembelajaran,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Citra Mutiara Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, kepada Radar Bekasi.

Prawiro menjelaskan, tahun ajaran baru akan membawa beberapa perubahan kurikulum. Salah satunya, penggantian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan Project Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek.

“Ada beberapa penyesuaian dalam penerapan kurikulum tahun ini, sehingga guru perlu melakukan adaptasi,” katanya.

Perbedaan mendasar terletak pada dimensi profil pelajar, dari sebelumnya 6 dimensi di program P5 menjadi 8 dimensi di Project Based Learning.

“Program P5 juga memerlukan biaya besar sehingga dianggap boros,” tambah Prawiro.

Karena itu, diperlukan pemahaman dan penyesuaian khusus bagi para guru agar penerapan program baru ini bisa berjalan lancar.

“Kami akan memberikan pemahaman dan pelatihan agar guru siap dan bisa merealisasikan perubahan ini saat mengajar,” jelas Prawiro.

Hal senada disampaikan Kepala SMAN 1 Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Acep Hadi. Ia menyatakan evaluasi dan perencanaan pembelajaran akan dibahas setelah pembagian rapor selesai.

“Tentu semua akan kami jadwalkan, termasuk evaluasi dan persiapan proses pembelajaran tahun ajaran baru,” ucapnya.

Menurut Acep, penyesuaian program sangat dibutuhkan terutama karena Project Based Learning akan menjadi proyek yang bersumber dari mata pelajaran dan dialokasikan sekitar 10 persen dari total jam pelajaran.

“Project Based Learning akan mengurangi beban jam pelajaran menjadi 10 persen dari total waktu belajar,” tutup Acep. (dew)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |