Beranda Cikarang Pencemaran Kali di Desa Karangrahayu Bikin Resah Petani

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Busa tebal tampak memenuhi aliran Kali Sasak Kebo atau Kali Cibalok di Desa Karangrahayu Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi, Rabu (16/7). Dugaan pencemaran ini memicu keresahan bagi petani yang mengandalkan air dari kali tersebut.
Berdasarkan pantauan, busa setinggi sekitar satu meter itu terlihat mengembang di area pintu air. Sementara sisi lain pintu air tampak tidak berbusa dengan warna air cokelat kehitaman. Meski siang harinya tinggi busa mulai berkurang, namun masih terlihat mengalir mengikuti arus kali.
Seorang warga Perumahan Grand Cikarang City Sakura, Fathur (32), mengaku melihat busa disertai air berwarna cokelat kehitaman saat hendak berangkat kerja. Warga yang tinggal di kawasan tersebut sejak 2016 itu menyebut kejadian serupa pernah terjadi pada 2018 dan 2019. Menurutnya, saat itu warna air bahkan sempat tampak hitam pekat.
“Dulu juga pernah kejadian seperti ini, bahkan pernah lebih parah, sampai warnanya hitam pekat,” ucap Fathur, Rabu (16/7).
Menurutnya, Kali Sasak Kebo bermuara dari Kali Ulu. Ia menduga busa berasal dari limbah industri atau rumah tangga yang terbawa dari sana.
“Tapi kami nggak tahu pasti sumbernya dari mana,” katanya.
Sementara, seorang petani, Agil (50), mengungkap kondisi air Kali Sasak Kebo membuatnya resah. Pasalnya, untuk mengairi sawah garapannya, Agil mengandalkan air dari kali tersebut.
“Gak nyaman dengan air kayak gini, baunya seperti bau kimia. Takut padi pertumbuhannya terganggu. Biasanya saya mandi habis dari sawah, tapi sekarang takut,” terang Agil.
Agil bersama warga perumahan berharap pihak terkait segera melakukan investigasi agar air Kali Sasak Kebo tidak kembali tercemar limbah, karena menjadi tumpuan para petani sekitar.
“Baru kali ini terjadi sebulanan ini sehabis hujan. Harapannya air normal lagi bersih seperti biasa. Bisa buat mandi, bisa buat padi,” sambungnya.
Sementara itu, Juru Bicara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Dedy Kurniawan, mengungkap pihaknya baru menerima laporan terkait dugaan pencemaran tersebut.
Ia mengatakan DLH secara umum memang melakukan pengawasan terhadap potensi pencemaran sungai di berbagai kawasan.
“Kami baru mendapat informasinya. Tapi kalau sudah viral, biasanya jadi atensi netizen, dan otomatis juga jadi atensi DLH,” ujarnya.
Ia memastikan bahwa pihkanya akan menindaklanjuti dengan melakukan pengeekan ke lapangan. “Kami pasti akan turun ke lapangan. Saat ini kami masih berkoordinasi dengan teman-teman di Gakkum,” tandas Dedy. (ris)