Beranda Berita Utama Kepala Sekolah di Pondok Gede Pastikan Sudah Mediasi Kasus Perundungan, Ungkap Terduga Pelaku Akui Perbuatannya
Anti Susanti memberikan keterangan kepada wartawan saat ditemui di Kantor Disdik Kota Bekasi, Senin (27/10). FOTO: ZAKKY MUBAROK/RADAR BEKASI
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepala Sekolah tempat siswa Z (10), korban dugaan perundungan di sebuah SDN wilayah Pondok Gede, Anti Susanti, menegaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan semua pihak terkait.
Dalam mediasi tersebut, dua siswa yang diduga melakukan perundungan mengakui perbuatannya, yaitu memukul korban Z.
“Yang seperti tadi bapak (Sekdis) jelaskan, pihak sekolah begitu ada pengaduan, itu langsung mengadakan mediasi dengan semuanya, antara pelaku sama korban. Dalam mediasi itu sudah terjadi kesepakatan dan pertama terduga memang mengakui bahwa anak ini memang mukul korban,” ucap Anti saat ditemui di Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Senin (27/10).
Anti menambahkan, pihak terduga pelaku perundungan sempat berkomitmen untuk menanggung biaya pengobatan korban. Namun, kesepakatan tersebut belum berjalan sepenuhnya.
“Itu ada kesepakatan, kedua pihak yang menyatakan bahwa pelaku bersedia mengganti biaya pengobatan dari si korban, dengan catatan tidak dipicil. Ternyata pembayaran itu kurang Rp310.000 dari Rp2.310.000, baru dibayar Rp2.000.000,” jelasnya.
“Nah ini si Ibu korban ini menagih kepada Ibu terduga, cuma Ibu korban melihatnya itu tidak ada niat baik karena tidak ada respon,” sambungnya.
BACA JUGA: KPAD Dampingi Korban dan Terduga Pelaku Perundungan, Pendekatan Berbasis Anak Jadi Prioritas
Selain itu, sempat terjadi perbedaan pendapat terkait rumah sakit yang harus dituju. Ibu korban ingin anaknya dibawa ke dokter ortopedi di rumah sakit pilihan, sedangkan pihak orang tua terduga menyarankan berobat ke tukang urut karena alasan ekonomi.
“Ditambah Ibu korban itu menginginkan bahwa anaknya harus ke Ortopedi di rumah sakit yang ditentukan oleh beliau,” ungkapnya.
Lebih jauh, menurut pandangannya peristiwa perundungan ini bukan aksi tindakan yang direncanakan, namun disebabkan oleh sebuah candaan yang merugikan siswa lainnya.
“Nah itu nggak tahu sih, anak-anak itu bercanda gitu, intinya mah bercanda. Cuman kali ini bercandanya keterlaluan kayaknya sih gitu ya keterlaluan sampai melukai,” pungkasnya. (cr1)

1 week ago
20















































