Beranda Internasional Kecam Usulan 'Sesat' Trump, Pejabat Saudi Sarankan Relokasi Warga Israel ke Alaska dan Greenland

RADARBEKASI.ID, BEKASI-Usulan kontroversial mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza terus memicu reaksi keras di berbagai belahan dunia. Salah satu tanggapan paling tajam datang dari seorang anggota Dewan Syura Arab Saudi, Yousef bin Trad Al Saadoun.
Dia membalas usulan ‘sesat’ itu dengan menyarankan Trump agar warga Israel dipindahkan ke Alaska dan Greenland sebagai solusi yang lebih baik untuk stabilitas di Timur Tengah. Dia juga menyinggung wacana Trump untuk melakukan relokasi warga Palestina dengan alasan agar Amerika Serikat dapat membangun kembali Gaza dan menjadikannya sebagai “Riviera Timur Tengah.”
“Jika Trump benar-benar ingin menjadi pahlawan perdamaian dan membawa stabilitas dan kemakmuran bagi Timur Tengah, sebaiknya dia memindahkan warga Israel yang dicintainya ke negara bagian Alaska, lalu ke Greenland, tentu saja setelah mencaploknya terlebih dahulu,” tulis Al Saadoun yang dikutip dari JPNN, Senin (10/2).
BACA JUGA:Mantan Presiden AS ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia, Presiden Palestina Duka Cita, Ini Alasannya
Dia juga menyerukan rakyat Palestina agar tetap bersatu, karena “yang terburuk belum datang.” Kritik pedas juga datang dari Palestina dan komunitas internasional termasuk negara-negara Arab serta beberapa negara Barat seperti Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Arab Saudi secara resmi menolak gagasan relokasi warga Palestina dan menegaskan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka. Pada Minggu, pemerintah Arab Saudi juga mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menyarankan agar warga Palestina mendirikan negara di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka sendiri.
“Orang-orang Saudi bisa membuat negara Palestina di Arab Saudi; mereka punya banyak lahan di sana,” kata Netanyahu pada Kamis.
BACA JUGA:PM Israel Rencana Tawarkan Rakyat Palestina Pindah ke Negara Ini
Tanggapan keras Al Saadoun terhadap Netanyahu menunjukkan bahwa Arab Saudi tidak akan terjebak dalam narasi yang menyesatkan. “Zionis dan sekutu mereka harus sadar bahwa mereka tak akan berhasil menyeret pemimpin Saudi ke dalam jebakan media dan tekanan politik,” ujar Al Saadoun.
Selain itu, Al Saadoun mengkritik kebijakan luar negeri AS yang dinilai terlalu memihak Israel. Ia menuduh Washington berupaya melegalkan pendudukan ilegal atas tanah berdaulat dan melakukan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina. “Kebijakan luar negeri resmi AS kini berupaya melegalkan pendudukan tidak sah atas tanah berdaulat dan melakukan pembersihan etnis terhadap penduduknya. Keduanya adalah metode yang digunakan Israel dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulisnya dalam artikel tersebut.
Berbagai negara dan organisasi internasional telah menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina. PBB menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara, sementara Uni Eropa dan negara-negara besar seperti Jerman dan Prancis mengecam usulan Trump yang dianggap tidak realistis dan bertentangan dengan hukum internasional.
BACA JUGA:Aksi Bela Palestina Jilid II Menggelora
Kelompok-kelompok hak asasi manusia juga menyoroti dampak dari kebijakan ini, yang berpotensi menyebabkan krisis kemanusiaan yang lebih parah di wilayah Gaza. Amnesty International dan Human Rights Watch memperingatkan bahwa pemindahan paksa penduduk Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang. (ce1)