Dugaan Pengeroyokan Pelajar Tak Boleh Dianggap Sepele, Anggota DPRD Kota Bekasi Wildan Dorong Sistem Pencegahan Perundungan Diperkuat

6 hours ago 8

Beranda DPRD Dugaan Pengeroyokan Pelajar Tak Boleh Dianggap Sepele, Anggota DPRD Kota Bekasi Wildan Dorong Sistem Pencegahan Perundungan Diperkuat

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman. FOTO: IG WILDAN FATHURRAHMAN

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, menyampaikan keprihatinannya atas dugaan pengeroyokan terhadap seorang pelajar berinisial MP (17) oleh empat orang di Perumahan Bojong Menteng, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Bekasi Timur, pada Rabu (19/11) malam.

“Pertama-tama, saya menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa perundungan yang menimpa adik kita MP (17). Dunia pendidikan seharusnya menjadi ruang aman bagi tumbuh kembang anak-anak kita, bukan tempat lahirnya kekerasan,” ujar Wildan kepada Radar Bekasi, Jumat (21/11).

Wildan mengungkapkan bahwa setelah menerima informasi tersebut, dirinya langsung berkoordinasi dengan dinas terkait dan unsur pemerintah daerah untuk memastikan MP mendapatkan pendampingan atas trauma yang dialami.

“Setelah menerima laporan ini, saya sudah langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, DP3A, serta Camat Rawalumbu untuk memastikan penanganan berjalan cepat, terpadu, dan berpihak kepada korban,” kata Wildan.

“Kita pastikan MP mendapatkan pendampingan medis dan psikologis yang layak, sementara proses terhadap para pelaku tetap berjalan sesuai ketentuan,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa kasus perundungan tidak boleh dianggap sepele, karena menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan di Kota Bekasi. Menurutnya, pemerintah daerah perlu memperkuat sistem Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPKS) di Satuan Pendidikan serta meningkatkan edukasi anti-kekerasan di sekolah

“Kasus seperti ini tidak boleh dianggap sepele. Ini adalah alarm keras bahwa sistem pencegahan bullying di Kota Bekasi harus diperkuat, mulai dari pengawasan sekolah, peran guru BK, sistem pelaporan aman bagi siswa, hingga edukasi anti-kekerasan yang lebih intensif,” ungkap Wildan.

“Saya meminta seluruh pihak terkait untuk bergerak cepat dan memastikan kejadian ini tidak terulang. Tidak boleh ada toleransi terhadap segala bentuk kekerasan antar pelajar,” sambungnya.

Lebih lanjut, Wildan berharap kejadian ini menjadi momentum bagi seluruh elemen pendidikan untuk melakukan introspeksi dan pembenahan, agar sekolah kembali menjadi ruang aman bagi anak-anak.

“Semoga ini menjadi momentum membenahi ekosistem pendidikan agar lebih aman, peduli, dan membentuk karakter anak-anak Kota Bekasi yang lebih baik,” pungkasnya. (cr1/adv)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |