Beranda Berita Utama Dampak PPN 12 Persen, Pedagang Sembako di Pasar Baru Bekasi Siap Naikkan Harga
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menuju penutupan tahun 2024, sebagian besar pedagang sembako di Kota Bekasi dalam beberapa hari ini sedang bersiap menaikan harga dagangannya. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen disebut-sebut menjadi alasan utama bagi para pedagang untuk mengerek harga jual komoditas pokok pada awal 2025 nanti.
Jumadi (38), salah satu pedagang yang berjualan di Pasar Baru Bekasi Timur mengatakan, saat ini ia masih menahan diri untuk tidak tidak menaikan harga, meskipun sebagian komoditas pokok di jalur distribusi yang ia miliki telah terlebih dahulu mengalami kenaikan harga.
“Untuk saat ini masyarakat pada ngeluh, kok harga-harga pada naik,” katanya.
BACA JUGA: PPN 12 Persen Bikin Pengusaha di Bekasi Ketar-ketir
Beberapa komoditi pokok yang harganya mulai merangsek naik di antaranya, minyak goreng, gula, hingga kemiri. Saat ini harga minyak curah telah naik, dari sebelumnya Rp18 ribu/kg menjadi ke Rp21 ribu/kg. Sedangkan minyak kemasan seperti Minyakita ukuran 1 kg kini dijual Rp17-Rp18 ribu dari sebelumnya hanya Rp15 ribu. Sedangkan harga minyak goreng premium juga naik dikisaran Rp2 ribu sampai Rp3 ribu.
Harga gula ikut naik Rp25 ribu per ball, kemiri bulat naik dari harga Rp55 ribu ke Rp70 ribu per kg. Menurut Jumadi, kenaikan harga komoditas tersebut juga dipicu masa liburan akhir tahun.
“Bisa dikarenakan karena akhir tahun, juga kan PPN 12 persen itu. Sebagian sudah (naik), nah sebagian lagi ngomongnya nanti awal tahun,” ucapnya.
BACA JUGA: APINDO Desak Pemerintah Tunda Penerapan PPN 12 Persen
Informasi yang ia terima dari beberapa distributor, komoditi lain akan menyusul naik di awal tahun. Menurutnya, kenaikan harga berbagai komoditas ini akan menggerus pendapatan pedagang baik bahan mentah maupun makanan siap saji yang selama ini menjadi konsumennya.
“Seperti kopi, 3 persen dia naik (awal tahun), sekarang belum,” tambahnya.
Aktivitas niaga yang ia lakoni diperkirakan bakal makin berat, lantaran saat ini perekonomian yang dirasakan pedagang seperti dirinya tengah dalam keadaan lesu. Hal serupa juga diakui oleh pedagang lain, Ajung (33).
“Berat, daya beli kurang tapi barang pada mahal. Nangis pedagang sekarang, benar,” katanya.
BACA JUGA: Pengusaha di Kota Bekasi Terbebani Upah dan PPN
Keluhan pembeli selama ini ia terima akibat harga minyak goreng naik. Meski kenaikannya tidak tinggi kata Ajung, selisih harga seribu rupiah saja sangat dipertimbangkan oleh para konsumen.
Harga sederet komoditi sudah bergerak naik akhir tahun ini. Salah satu contohnya santan kemasan, yang biasa ia jual 3 pcs Rp10 ribu, saat ini ia jual per pcs Rp5 ribu.
Ia mengaku harus bersiap untuk menyesuaikan harga di awal tahun. Pasalnya, informasi berbagai komoditi akan naik di awal tahun 2025 juga sudah ia dengar.
“Kalau pajak naik sudah pasti naik semua, cuma naiknya berapa kita belum tau. Otomatis kita harus naikin,” ucapnya.
BACA JUGA: Beras Premium Kena PPN 12 Persen, Bapanas: Khusus Impor
Belakangan ini, kebijakan pemerintah menaikkan PPN mendapat protes dari masyarakat, demonstrasi terjadi di jakarta dan beberapa daerah lain menuntut pembatalan kebijakan tersebut.
Sedangkan berkaitan dengan antisipasi kenaikan harga terutama di akhir tahun, Pemkot Bekasi beberapa waktu lalu telah melakukan sidak ke pasar. Sebelumnya intervensi juga dilakukan lewat operasi pasar dan gerakan pangan murah, hingga pendistribusian cadangan pangan darah kepada warga ekonomi rendah.
“Dengan gerakan pangan murah dan juga kita lakukan intervensi kaitan dengan cadangan pangan pemerintah kota Bekasi,” kata Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad belum lama ini. (sur)