BMKG: Indonesia Masuki Periode Puncak Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Waspada

1 month ago 39

Beranda Prakiraan Cuaca BMKG: Indonesia Masuki Periode Puncak Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Waspada

ILUSTRASI: Pengendara mobil nekat menerobos banjir di Jalan Kalimalang kolong Tol JORR Bekasi Barat. Pemerintah Kota Bekasi meminta maaf kepada masyarakat karena belum mampu mengatasi masalah banjir dengan optimal sehingga kembali melanda beberapa wilayah setelah hujan deras pada Sabtu (6/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI-Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memberikan penjelasan mengenai kondisi musim penghujan yang sedang berlangsung di Indonesia. Menurutnya, saat ini Indonesia berada dalam periode puncak musim hujan. Ia juga mengungkapkan bahwa bibit siklon tropis yang muncul di Samudra Hindia bagian selatan turut memengaruhi pola angin, sehingga memicu pembentukan awan hujan di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, hingga Nusa Tenggara.

“Saat ini, selama 10 hari terakhir di tahun 2024 hingga 10 hari awal 2025, masih aktif fenomena La Niña lemah, terutama di wilayah Jawa bagian utara. Hal ini bertepatan dengan puncak musim hujan yang terjadi pada Januari,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Minggu (29/12).

“Selain itu, aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin yang diperkirakan berlangsung hingga akhir 2024 juga menjadi faktor utama peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” tambahnya.

BACA JUGA:Cuaca Semakin Ekstrem Jelang Nataru, KAI Pastikan Tidak Ada Penundaan Jadwal Keberangkatan

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem akibat gabungan berbagai fenomena cuaca tersebut. Peringatan ini sangat relevan untuk wilayah-wilayah yang telah mengalami curah hujan tinggi selama beberapa minggu terakhir. Seperti yang diketahui, musim penghujan tahun 2024 telah membawa dampak signifikan di berbagai daerah, terutama akibat curah hujan yang tinggi.

Beberapa wilayah di Indonesia telah mengalami banjir besar dan longsor yang menelan korban jiwa serta menyebabkan kerugian materiil yang tidak sedikit. Di Jawa Tengah, banjir melanda wilayah Semarang dan sekitarnya, menyebabkan ribuan rumah terendam air hingga ketinggian satu meter. Sementara itu, longsor di Kabupaten Banjarnegara memaksa ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Di Sumatera Selatan, tingginya curah hujan yang dipicu oleh pola angin akibat bibit siklon tropis menyebabkan Sungai Musi meluap. Akibatnya, beberapa desa terendam, memutus akses transportasi, dan merusak lahan pertanian. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya sistem drainase yang memadai di kawasan tersebut. Wilayah Jabodetabek juga tidak luput dari dampak musim penghujan. Di Jakarta, banjir rob melanda beberapa kawasan pesisir akibat kombinasi hujan lebat dan pasang air laut. Hal ini menambah daftar panjang bencana banjir yang terus menjadi masalah setiap tahunnya.

BACA JUGA:BMKG Peringatkan Potensi Banjir, Longsor, hingga Angin Kencang di 33 Wilayah

BMKG mengingatkan bahwa kombinasi antara La Niña, gelombang Rossby dan Kelvin, serta bibit siklon tropis meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Oleh karena itu, pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kesiagaan, termasuk memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik dan mengoptimalkan kapasitas tempat pengungsian.

Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi dan mempersiapkan langkah mitigasi seperti menyimpan dokumen penting di tempat yang aman, mempersiapkan barang-barang darurat, dan mengikuti arahan evakuasi bila diperlukan. Dengan langkah antisipasi yang baik, diharapkan dampak musim penghujan dapat diminimalkan. (ce1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |